40

2557 Kata

Aku mengangguk. "Semoga Mas menepati janji, gak akan goyah sedikit pun. Sikap ibu benar-benar membuat aku takut." Sangat takut. Siapa akan menyangka Bu Astuti yang selalusmbuat siswanya tegang dan selalu ingin kuhindaei malah jadi mertuaku? Om Satria menangkup wajahku, mengusap lembut pipiku dan ia tersenyum menenangkan. "Tidak perlu takut, Sayang. Ada Mas. Yang tidak akan pernah meninggalkan adik sampai kapanpun," ucapnya lembut dengan wajah penuh kesungguhan. Aku mengangguk walau dalam hati takut ia akan goyah. Bagaimanapun, ia begitu menyayangi ibunya. Darah itu lebih kental dari apa pun. Bagaimana kalau ibu nanti menyuruh memilih antara aku dan dia? Sungguh tak dapat kubayangkan. Om Satria meraih sendok di piring lalu kembali menyuapiku. Tangannya menatap pergelangan tanganku lalu i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN