POV Satria Aku mengusap rambut Nina, lalu memeluknya dengan gemas. Dia terus tersenyum setelah diiming-imingi diajak jalan. Benar-benar cewek, ternyata semudah ini membujuknya. "Kita salat, setelah itu jalan-jalan sore," kataku. Ia tersenyum senang. Selain ingin menghiburnya, aku juga butuh menghibur diri karena sejak tadi terus gelisah karena memikirkan sidang besok. Apa kira-kira yang akan dikatakan Wulandari di pengadilan besok? Semoga ucapannya tak memperlambat proses perceraian kami. Aku ingin segera bebas darinya lalu menikahi Nina, dengan begitu bisa membuat kartu keluarga juga akta lahir untuk anak kami kelak. Pasti menyenangkan memiliki kartu keluarga. "Yaudah, mas sana mandi duluan." Nina melepas tanganku dari tubuhnya. "Adik yang mandiin ya?" Aku mengerling menggoda sambil

