Rania duduk di depan kosnya Rosa sendirian menunggu kedatangan Vino, Rosa sudah lebih dulu pergi bersama temannya yang lain untuk menyelesaikan tugas kuliahnya. Vino sendiri melajukan motor dengan cepat agar segera bisa bertemu dengan Rania. Sesampainya di sana, Vino menghentikan motornya tepat di hadapan Rania. Dia kembali menatap penampilan Rania dari atas hingga bawah, sudah seperti dulu, tidak ada feminim-feminimnya!. “Cepat naik!” ucap Vino judes sambil menyerahkan helm untuk Rania. Rania mengambil helm yang diberikan oleh Vino dan memakainya. “Tolong jangan katakan apa pun pada orang tua saya,” ucap Rania memperingati Vino. “Kenapa? Lama-lama mereka juga akan tau, jadi dari pada tau melalui orang lain, tidak sebaiknya tau dari mulut kamu sendiri?” Rania menarik nafas kesal. “T