Jafar menjelaskan semua cerita masa lalunya Rania. Rania terduduk lemas di kursi rumah sakit, Nela ikut menguatkan Rania dengan menggenggam tangan Rania. “Apa pun yang terjadi di masa lalu, kamu tetap anak kami, anak yang sangat kami cintai,” ucap Nela mengelus lembut kepala Rania. “Makasih Ma, Ayah, kalian sudah merawat Rania dengan tulus,” ujar Rania sambil menitikkan air mata. Bukan air mata bahagia, tapi air mata perih mengetahui semua kenyataan yang ada. “Kamu tidak perlu berterima kasih Sayang, kehadiran kamu di sisi kami sangat berarti,” sahut Jafar mengusap sisa air mata yang masih bertahan di ujung pelupuk matanya. “Rania harus pulang ke rumah, Rania mau istirahat di rumah, tidak apa-apa kan?” tanya Rania pada Jafar dan Nela. “Tentu tidak apa-apa Sayang, lagian besok Ayah ka