"Hah! Hah!" Saska terengah dengan keringat dingin mengucur melewati ujung rambutnya. Ia menoleh ke samping dan benar-benar tak mendapati Ara di sana. Kemudian arah pandangnya tertuju pada meja di samping tempat tidur dan tak ada apapun. Namun itu belum cukup. Ia bergegas bangun dari tempat tidur dan mencari Ara ke kamar mandi. Dan sama seperti mimpinya, Ara tak ada di sana. Ia mulai panik kemudian segera keluar kamar dan menuju dapur, dan tetap saja, Ara tak ada di sana. Pikirannya mulai kacau, ia takut jika mimpinya tadi menjadi nyata. Ara pergi meninggalkannya bersama mantan kekasihnya. Dan benar saja, sama seperti mimpinya, penglihatannya menangkap sepucuk surat di atas meja makan. Tubuhnya bergetar dengan tenggorokan yang terasa kering. Haruskah ia mengambilnya? Tapi ia takut jika isi