Ara kini tengah menatap ke luar jendela tempatnya berada dengan arah pandang ke tempat acara pernikahannya yang berlangsung nanti. Tangannya terkatup di depan d**a dengan ia yang memejamkan mata dan berdoa dalam hati. "Ayah … ibu … maafkan aku. Aku tak bisa menjaga amanah kalian untukku. Aku tidak tahu, apakah ini jalan yang benar atau bukan. Tapi … kumohon restuilah kami jika ini memang jalan terbaik. Saska pria yang baik, meski aku tak tahu bagaimana perasaanku padanya tapi izinkan kami bertanggung jawab atas kesalahan kami." Setitik air matanya jatuh membasahi pipi. Ia berharap kedua orang tuanya di sana akan memaafkannya. Memaafkan kebodohannya hingga tak bisa menjaga amanah sang ayah juga kesalahannya yang ia lakukan dengan Saska dan harus berakhir dengan pernikahan. Puk! Ara ter