"Ka-- kau?" Ara begitu terkejut mendapati Novan berdiri di hadapannya dan melempar senyuman. "Hai." "Bagaimana bisa kau di sini?" "Aku mencari tahu alamat apartemenmu. Kupikir kau tinggal dengan suamimu. Tapi untunglah kita bertemu di sini," jawab Novan tanpa melunturkan senyum dari bibirnya. "A-- ada apa?" tanya Ara sembari mengunci pintu dengan setengah menunduk. "Hanya ingin bertemu. Kau mau kemana?" tanya Novan yang menyadari Ara membawa tas dan mengunci pintu. "Pulang, apartemen ini akan kusewakan pada orang lain. Kalau begitu, aku pergi," ujar Ara yang mulai melangkah melewati Novan. "Tunggu!" Novan meraih tangan Ara dan mencegahnya berlalu. "Apa kau memang sudah melupakan aku? Tidak ada kesempatan lagi untukku?" tanyanya dengan rasa khawatir. Ara terkesan begitu dingin, berb