Saska merasa ada yang aneh. Apa ia melakukan kesalahan? batinnya. Saat ini mereka tengah dalam perjalanan pulang ke apartemennya. Ia sengaja tidak pulang ke rumah orang tuanya dan memberi waktu pada ayah dan ibunya menghabiskan waktu dengan cucu baru mereka. Sementara sejak keluar dari kantor, Ara hanya diam. "Apa ada sesuatu yang kau inginkan?" tanyanya membuka suara. Rasanya sangat menyebalkan saat mereka hanya diam tanpa ada yang bersuara. "Tidak," jawab Ara singkat. Apa ini karena itu? batinnya. Saska mendesah lelah dan memijit pangkal hidungnya. Akhirnya ia memutuskan pergi ke suatu tempat. Siapa tahu Ara bisa kembali mengukir senyumnya. Padahal hanya beberapa jam tanpa melihat Ara tersenyum, tapi rasanya sangat memuakkan. Mungkin ini lah yang kakaknya maksud kemarin. Bahkan saa