"Kau ingin menggendongnya?" ujar Nissa yang sedari tadi melihat jika Ara terus memperhatikan Zio dalam pangkuannya. "A-- aku?" "Uum." "Ta-- tapi … bagaimana jika aku melukainya nanti? Dia masih sangat kecil," gumam Ara di akhir kalimat. Ia ingin, tapi ia takut jika terjadi sesuatu nanti. Lagi pula, ia memang tak pernah menggendong bayi sebelumnya. Nissa terkekeh. "Dulu aku juga takut, tapi setakut apapun, dia adalah anak kita. Kita akan tahu bagaimana cara agar ia tetap merasa nyaman dan tidak menyakitinya," tuturnya seraya memberi kecupan kecil di pipi putranya yang seperti buah tomat. "Apa tidak apa-apa?" tanya Ara dengan ragu. Tangannya begitu ingin menggendong bayi mungil itu, tapi hatinya mencegah karena belum tahu cara yang benar menggendong bayi. "Tenang, aku di sini." Dengan