Lova terjaga saat mencium harum masakan yang menusuk hidungnya. Dia mengerjap-ngerjap pelan dan tidak mendapati Galen di sampingnya. Langkahnya pelan keluar dari kamar, langit masih petang di luar dan udaranya terasa menyejukkan. Lova jadi gamang, antara keluar dan jalan-jalan kecil sebentar atau melihat apa yang dimasak oleh Rayya pagi ini. Tenggorokannya yang terasa haus membuat dia memutuskan untuk pergi ke dapur lebih dulu, namun langkahnya terhenti melihat siapa yang sudah terlihat sibuk di sana dengan apron yang melekat di tubuhnya. “Luv, sudah bangun, sayang?” Galen tersenyum dan mendekat pada Lova. “Apa yang Kaka lakukan sepagi ini di dapur? Kenapa memakai apron?” Lova mengernyit bingung menunjuk apron yang sedang dipakai Galen. Galen melihat dirinya sendiri lalu terk