Bab 108 | Harapan & Kenyataan

2510 Kata

Tatapan Galen semakin melembut ke arah Lova walau hatinya ketar-ketir. Sungguh, dalam hati yang penuh harapan itu dia mengharapkan, sekiranya dia bisa segera memeluk Lova dan wanita itu membalasnya tidak kalah lembut, saling mengungkapkan perasaan cinta mereka tanpa ada lagi ketegangan urat yang mewarnai. Sungguh, Galen sangat menunggu masa-masa itu datang. Kapan ya, kiranya? Atau hal yang dinanti itu justru berbuah pahit saat kata perpisahan terucap dari bibir Lova? Rasanya sampai kapan pun Galen tidak akan pernah siap. "Aku mau pie s**u Bali, Kak." Bisik Lova lagi, menyentak Galen dari angan-angannya tentang hubungan yang saling berkasih-sayang dengan sang istri, bukan seperti saat ini atau di masa lalu. Eh, tiba-tiba sekali pie s**u Bali? Tapi jika hanya pie s**u Bali tentu mudah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN