Arkan dan lainnya masuk ke dalam cafe. Mereka duduk berempat. Arkan masih merasakan sakit di sudut bibirnya karena Devan memukulnya sangat keras, hingga keluar darah di sudut bibirnya. “Lo sih cari masalah! Ica itu banyak yang ngelindungi, ibarat kata dia itu satwa langka yang selalu di lindungi. Ica kurang baik apa, sih?! Lo sakitin aja di masih bisa senyum gitu?!” ucap Ziva yang kesal dengan Arkan. “Ini baru Devan, belum nanti kalau Kak Satria ke sini, ngasih bogem mentah lagi sama kamu,” imbuh Ziva. “Belum Kak Dio, Kak Akmal, Kak Raffi, Kak Fattah, di tambah Kak Leo. Habis lo!” Ziva masih saja kesal dengan Arkan yang menyakiti sahabatnya. “Kalau dia masih ngarep Ica, ya di tambah ni orang!” imbuhnya dengan menunjukkan jari ke arah Rangga. “Gue udah enggak, capek ngejar cinta yang gak