Tiffany berusaha mengontrol emosinya agar tidak menimbulkan keributan. Meski dadanya terasa sangat sesak dan ingin menanyakan tentang pengkhianatan Ema padanya, tapi ia melihat saat ini bukanlah waktu yang tepat. “Lama sekali kita tidak bertemu sejak kematian ayahmu. Bahkan aku kesulitan menghubungimu. Apa kamu sengaja memblokir nomorku, Fan?” tanya Ema, suaranya terdengar manis tapi ada nada menyelidik. Bukan, tapi lebih tepatnya nada bicara Ema memang sudah berbeda. Tak hangat dan tak ada nada persahabatan seperti dulu. Atau mungkin dia sudah tahu, jika Tiffany pun sudah mengetahui semua kebusukannya? Tiffany menunduk sebentar, tersenyum tipis, lalu kembali menatapnya. “Untuk apa aku memblokir nomormu, Em? Aku tak merasa punya salah padamu. Suamiku hanya menyimpan ponselku agar aku t

