8

2647 Kata
"Assalamu'alaikum." Salam Nakyta ketika memasuki rumah. Adina yang melihat putrinya pulang langsung berdiri menghampiri Nakyta yang tengah melepaskan sepatu boot nya perlahan. "Udah pulang kak? Piala apa ini?" Dengan lembut Adina bertanya sambil melirik piala yang tersimpan disamping Nakyta. "Juara 1 di sekolah." jawab Nakyta tanpa menoleh pada Ibunya. Nakyta berdiri, membawa pialanya masuk ke dalam kamar dengan jalan yang sedikit melambat. Wajahnya pucat dengan kening yang penuh dengan keringat. "Kak, kamu nggak apa-apa?" Tanya Adina khawatir sambil mengikuti Nakyta. Nakyta menggeleng sambil menyimpan piala tersebut di atas meja belajar. Tangannya menyentuh bagian sisi pinggang kanannya dan hal itu membuat Adina semakin cemas. "Kamu makan nggak tadi disekolah?" Tanya Adina menghampiri Nakyta yang hanya berdiri diam di meja belajar dengan tangan kanan dipinggang dan tangan satunya lagi bertumpu pada kursi. "Makan." jawab Nakyta berbohong. Tidak ada satu pun makanan yang masuk kedalam tubuh Nakyta dari tadi pagi. Hanya ada air saja yang mengisi tenaga Nakyta. Raut wajah Adina semakin khawatir ketika melihat Nakyta yang meringis kecil sambil memejamkan matanya. Diusapnya rambut Nakyta perlahan, ada rasa bersalah karena tidak bisa menyaksikan acara perpisahan anak sulungnya itu. Bahkan ia tidak bisa melihat bagaimana Nakyta yang tengah menerima piala penghargaan atas prestasinya itu. Semasa sekolah Nakyta memang tidak pernah merepotkan dirinya, bahkan Nakyta selalu berusaha agar Adina tidak memikirkan masalah sekolahnya. "Kamu bohong ya kak? Sekarang makan dulu ya, Ibu udah siapin makanannya, kayaknya magh kamu kambuh itu. Udah makan trus minum obat, ya." Nakyta menggeleng lalu berusaha untuk terlihat biasa, tanpa menoleh pada Ibunya yang menatapnya khawatir, Nakyta berjalan menuju kamar mandi yang berada diluar kamar dengan membawa peralatan mandi. Adina hanya menghela napas dengan kekhawatirannya yang masih saja terlihat jelas dari raut wajahnya. Begitulah sikap Nakyta jika dalam rumah, lebih banyak diam namun tidak dingin, sikap yang berbanding terbalik jika di luar. Nakyta hanya berusaha untuk tidak dingin dan acuh, sesekali Nakyta merespon semua apa yang ada dalam keluarganya. Ia hanya lebih banyak diam dan senyum yang selalu ditunjukkan pada orang akan berkurang jika di rumah. Kedua tangan Nakyta bertumpu di bak kamar mandi, mencoba menahan rasa sakit di sisi pinggangnya. Jika memang magh ia tidak ingin mengisi perutnya dengan makanan karena itu akan membuat perutnya semakin perih. Nakyta memang tidak boleh terlambat makan dan ia memang benar-benar harus menjaga kesehatan tubuhnya. Dengan perlahan ia langsung membersihkan tubuhnya untuk menghilangkan keringat sisa aktifitas tadi disekolah. Nakyta berjalan menuju kursi belajarnya dengan rambut yang digulung oleh handuk. Badannya terlihat segar, walau wajahnya masih pucat. "Nak, makan dulu Ibu udah siapin semuanya." Suara Ibunya membuat Nakyta menoleh. Adina masih diam di pinggir meja belajar, menunggu Nakyta yang tengah mandi. Nakyta hanya mengangguk, kini pandangannya tertuju pada sepiring makanan dengan segelas air s**u dan air mineral. Tak lupa obat yang tergeletak disamping makanan itu, obat khusus jika penyakitnya kambuh seperti sekarang. Diambilnya obat tersebut sesuai dosis yang dianjurkan dokter. Ditelannya tablet yang pahit itu lalu didorong dengan air mineral. Matanya menatap makanan itu dengan nanar lalu beralih ke handphone yang berdering. "Ya, ada apa Shel?" Nakyta mengkerutkan keningnya ketika Shella tengah malam begini menelponnya. Padahal baru tadi mereka berpisah saat pulang bersama. "Oh ya? Kyky mau kalau gitu.... berkasnya kapan harus dikirim? Lewat e-mail bisa? .... oke makasih ya Shell ... bye sweet dream hehe." "Dari siapa kak?" Tanya Adina yang sedari tadi diam mendengarkan pembicaraan Nakyta dengan orang yang menelponnya itu. "Dari Shella Bu, Kyky mau lamar kerja katanya ada lowongan di Hotel." Adina mengkerutkan keningnya ketika mendengar penjelasan Nakyta. Perlahan ia mendekati Nakyta yang sudah duduk di tepi kasur. "Kamu mau kerja? Kenapa?" Suara lembut Adina yang bertanya membuat Nakyta semakin merasa bersalah dan terluka. Ibu nya sangat baik dan lembut bahkan tak pernah sekali pun ia memarahi anak-anaknya. Hal itu membuat Nakyta selalu diliputi merasa bersalah karena sikapnya yang tidak baik terhadap Adina. Nakyta bahkan tidak tau apa yang harus ia lakukan jika menghadapi Ibunya yang seperti malaikat itu. Suatu perasaan yang tidak bisa ia keluarkan membuat Nakyta menjadi seperti ini, Ibunya terlalu baik hingga tak pernah sekalipun berbuat dosa. Bahkan ia rela menanggung semuanya demi tidak melakukan hal yang keji atau berbuat dosa. "Nakyta mau kerja aja." "Kenapa? Bukannya kamu dapet SNMPTN itu. Kenapa nggak diambil? Sayang loh nak, kamu itu pinter. Jangan buang kesempatan kamu buat dapet ilmu yang lebih tinggi lagi." Nakyta menatap Adina bingung, darimana Ibunya tau jika ia mendapatkan beasiswa itu. Melihat Nakyta yang menatapnya. Adina mengulas senyum sambil menggenggam tangan Nakyta. "Ibu liat surat itu waktu Nakyra mau ambil buku di kamar kamu. Dia ngasih tau Ibu kalau kamu diterima, jadi kenapa nggak kamu ambil?" "Kyky mau kerja aja, Bu." dengan pendiriannya Nakyta masih tetap bersikukuh. Adina hanya menghela napas lalu tersenyum. "Lebih baik kamu pikir dulu baik-baik ya, kak." saran Adina lalu melangkah keluar kamar sambil menutup pintu kamar anaknya. "Nggak akan berubah." gumam Nakyta menatap pintu yang tertutup dengan nanar. Lalu matanya kini menatap makanan yang belum ia sentuh. Dengan sekali hentakan ia menjatuhkan dirinya ke kasur dengan tangan yang ia taruh di keningnya. Menutup mata dengan membiarkan pikirannya berkelana. - - - Hilir mudik orang-orang disebuah salah satu gedung yang berada di dekat daerah jalan Asia Afrika, Bandung. Panas terik matahari tak menyurutkan kegiatan mereka untuk berjalan-jalan di pinggir trorotoar khusus pejalan kaki yang sudah direnovasi sedemikian rupa untuk kenyamanan para warga Kota Bandung untuk menikmati bangunan sejarah yang berada dikawasan itu. Nakyta hanya menghembuskan napas lega setelah akhirnya ia sudah melakukan psikotes serta interview di salah satu hotel tempat ia akan bekerja nanti. Nakyta berharap jika ia akan mendapatkan panggilan dan di terima bekerja disana. Dengan Shella yang juga memilih untuk melanjutkan dengan bekerja, akhirnya karena ada pihak keluarga Shella yang bekerja di hotel tersebut membuat mereka lebih mudah untuk melakukan proses lamaran kerja. Om Shella bekerja di hotel tersebut dan kebetulan hotel tersebut tengah membutuhkan tanaga kerja baru. Karena teringat dengan keinginan Nakyta yang akan bekerja ia langsung menghubungi Nakyta untuk bersama-sama melamar pekerjaan disana. Nakyta menatap sekeliling orang-orang yang berjalan dan sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing. Sebagian mereka ada yang mengenakan kostum ala cosplay anime yang sedang tren saat ini. Orang-orang akan mengenakan pakaian serta berdandan persis seperti tokoh karakter anime Jepang. Ada juga yang tengah sibuk selfi atau sekedar berfoto bersama para cosplayer, selain itu juga ada yang hanya duduk diam dikursi-kursi yang berjejer dijalan trotoar ini. Nakyta mengedarkan pandangannya sekali lagi mencari Nabilla yang sempat menghubunginya tadi agar segera datang menemuinya ditempat ini, akhirnya Nakyta memilih duduk disalah satu kursi yang kosong sambil mendengarkan musik yang melantun sejak tadi melalui headset nya. Cukup lama Nakyta menunggu hingga seseorang berdiri dihadapannya membuat Nakyta mendongkak menatap seorang wanita cosplayer dengan pakaian seperti layaknya Hyuga Hinata, salah satu tokoh anime dalam anime Naruto. Dengan rambut panjang berwarna biru gelap dan pakaiannya yang tanpa lengan dengan beberapa belitan kain putih dipinggang serta tangannya. Matanya yang berlensa putih hingga membuatnya sangat mirip dengan karakter tokoh aslinya. Nakyta hanya terkekeh melihat penampilan sahabatnya yang terlihat lucu. Bahkan dengan pakaian Hinata Shippuden yang remaja tetap membuat Nabilla terlihat menggemaskan dimata orang. Dilepasnya headset yang terpasang ditelinganya. Nabilla hanya mendengus kecil dengan memajukan bibirnya dan pangkal hidung yang dikerutkan. "Boleh minta fotonya nggak kak?" Dengan jahil Nakyta malah menggoda Nabilla seolah ia sangat tergila-gila dengan cosplayer. Nabilla mendengus kembali lalu duduk di sebelah Nakyta sambil memperhatikan penampilan Nakyta kali ini yang berpakaian seperti orang yang akan melamar pekerjaan. Celana bahan hitam, kemeja putih serta jas hitam yang dikenakan Nakyta. "Habis darimana?" Tanya Nabilla karena tadi saat menghubungi Nakyta ia tidak menanyakan keberadaan Nakyta. Ia hanya langsung meminta Nakyta untuk menemuinya disini, seperti biasa. "Abis lamar kerja di hotel." jawab Nakyta tersenyum. "Jadi kamu mau kerja aja? Nggak akan dilanjut sekolahnya?" Tanya Nabilla dengan lirih. Nakyta mengusap punggung Nabilla dan tersenyum. "Iya. Kamu bisa sendiri Nab, tiga tahun ini juga kamu sendiri 'kan." Nabilla hanya mengangguk seperti anak kecil dengan kepala yang menunduk. Namun tak berselang lama Nabilla langsung mendongkakkan kepala menoleh menatap Nakyta yang terkejut dengan gerakan tiba-tiba sahabatnya itu. "Oke. Tapi sekarang kamu harus bantu aku. Kamu harus ikutan cosplay sekarang juga. Nggak ada penolakan!" Nakyta hanya menghela napas mendengar ajakan Nabilla yang seperti terkesan dengan paksaan. Mengingatkan Nakyta akan sosok Fariz yang tidak terbantah. Dulu sebelum memasuki semester dua Nakyta memiliki banyak kegiatan. Diantaranya mengikuti anggota Band NAFA, ia juga mengikuti cosplay yang sering diadakan event-event Jepang. Nakyta yang awalnya tidak pernah tau perihal hal seperti itu hanya ikut menikmati acara event tersebut, Namun tentunya dengan paksaan dari Nabilla yang memang pada dasarnya sangat menyukai hal yang seperti ini, dengan sangat terpaksa Nakyta turut ikut terjun juga memeriahkan event-event tersebut dengan ikut menjadi cosplay. Nakyta dan Nabilla selalu berpasangan jika menjadi cosplay, sudah banyak tokoh anime yang mereka cosplay kan hingga membuat mereka lumayan cukup terkenal dikalangan para penyuka cosplay. Tanpa menunggu lama Nakyta masuk kedalam salah satu gedung dimana para cosplayer tengah merias diri mereka. Nabilla dengan senantiasa membantu Nakyta mengganti pakaian serta merias wajah Nakyta agar terlihat lebih mirip dengan apa yang akan di cosplay oleh Nakyta. Dengan wig pink pendek dan baju merah tanpa lengan, belahan sisi dibagian kanan dan kiri paha yang dilapisi dengan celana. Nakyta sekarang tengah menjadi Haruno Sakura versi Shippuden. Seharusnya Nakyta yang cocok dengan cosplay Hinata namun Nabilla yang tidak mau bertukar dengan Nakyta terpaksa Nakyta mengganti cosplay menjadi Sakura dan harus rela memakai wig. Biasanya jika mengcosplay Hinata, Nakyta tidak perlu memakai wig karena rambut mereka susah mirip tinggal mengganti warna saja. Nakyta tengah bersiap untuk keluar sebelum Nabilla mencegahnya untuk membuat sebuah video berdurasi pendek. Nabilla tengah merekam kegiatan hari ini untuk diupload di i********: dan vlogernya, sambil menyapa para penggemarnya melalui video itu. Setelah selesai baru lah Nakyta dan Nabilla keluar untuk menunjukkan penampilan mereka. Baru saja mereka menunjukkan diri sudah banyak sekali antrian orang-orang yang meminta foto bersama dengan mereka. Setelah antrian yang ingin berfoto hampir selesai Nabilla melirik seseorang yang menatapnya sambil tersenyum, melambaikan tangan seolah memberitau bahwa orang itu sudah datang. Nabilla mengangguk lalu menarik Nakyta yang sedang memperhatikan sekitar. "Hei kak ... kenalin ini temen gua namanya Nakyta panggil aja Kyky." Nabilla memperkenalkan Nakyta pada orang yang melambaikan tangannya tadi padanya. "Kyky." dengan ramah Nakyta menjabat tangan orang itu dan tak lupa dengan senyumannya. "Dani." dengan senyum Dani mengamati Nakyta yang tersenyum tulus padanya. Ditangannya sudah ada kamera yang biasa ia gunakan untuk melakukan pemotretan. "Jadi 'kan?" Tanya Dani kini pada Nabilla yang langsung mengangguk antusias. "Gini, Ky. Kak Dani mau foto kita, katanya sih butuh buat tugasnya gitu." jelas Nabilla ketika Nakyta menatapnya bingung. Nakyta mengangguk mengerti. "Tapi kemana yang lain ya." ujar Nabilla mengedarkan pandangannya. "Gua minta pasangan ya." ucap Dani lalu mulai mengutak-atik kameranya. Nakyta hanya diam bingung dengan rencana mereka kali ini. Katanya mereka akan melakukan sesi pemotretan dengan tema pasangan sesuai dengan film, seperti Naruto dengan Hinata, Sasuke dengan Sakura. Karena yang di butuhkan adalah tokoh utama dalam film jadi Dani hanya meminta dua pasangan saja dalam pemotretan sekarang. Tiba-tiba datang seorang laki-laki dengan memakai kostum Naruto menyapa mereka, ia akan menjadi pasangan Nabilla untuk saat ini. "Lah Sasuke nya mana?" Tanya Dani. "Bentar lagi keluar." "Tuh, keluar dia." tunjuk orang yang menggunakan pakaian Naruto menunjuk seseorang yang baru saja menghampiri mereka dengan menggunakan pakaian Sasuke versi Shippuden. Nakyta seketika langsung menatap Nabilla dengan tatapan bertanya. Nabilla yang merasakan tatapan dari Nakyta padanya langsung nyengir. "Maap ya nggak bilang-bilang. Aku tau ko kamu sama abang aku lagi nggak baik, tapi mau gimana lagi? Kak Dani yang mau abang gua ikut cosplay jadi Sasuke. Bantu aku ya, Ky. Bantuin Kak Dani juga. Kamu bisa 'kan?" Pinta Nabilla sambil menjelaskan maksud kedatangan Fariz yang menggunakan kostum Sasuke. Nabilla memang tau hubungan kedua orang yang ia sayang itu tidak baik semenjak tragedi yang pernah menimpa mereka, bahkan memang kedua orang itu tidak pernah saling menyapa atau bahkan berkomunikasi. Ditambah semenjak kejadian itu mereka bahkan seperti tidak saling mengenal. Nabilla tau jika kakaknya itu mungkin membenci Nakyta karena sudah secara tidak sengaja mencelakakan orang yang dekat dengan kakaknya. Nakyta menatap orang yang tak jauh darinya. Disana Fariz tengah berdiri disamping Dani yang tengah menjelaskan konsep dengan tema nya lebih ke lovely. Fariz melirik sekilas kearah Nakyta lalu kembali fokus mendengarkan ocehan Dani dengan intruksinya yang meminta agar pemotretan kali ini harus ada chemistry. Sudah hampir dua minggu mereka tidak bertemu kini Nakyta bisa melihat Fariz kembali dingin menatapnya, bahkan ia kembali gemetar hanya dengan tatapan Fariz itu. Nabilla tidak tau jika akhir-akhir ini Fariz mulai berubah jika bersamanya, lebih tepatnya menjadi sedikit lebih baik dari pada ketika Fariz yang selalu mengintimidasi bahkan mengancam akan hidup Nakyta. Fariz dulu memang pernah mengikuti cosplay seperti ini. Biasanya ia akan menjadi karakter tokoh anime yang dingin dan jarang berbicara dimana gaya mereka yang tidak banyak dan simpel. Kali ini ia dipaksa oleh adik serta temannya untuk cosplay lagi, padahal Fariz sudah tidak ingin mengikuti hal macam seperti itu lagi. "Oke, mulai." teriak Dani. Semua langsung bersiap diposisinya dimana mereka berempat berjejer sambil melangkah ke depan seperti layaknya model catwalk. Setelah itu mereka berdiri dengan beberapa gaya dan jarak yang berpisah. Mereka melakukannya tanpa malu atau risih dilihat oleh orang-orang sekitar yang melirik mereka. Ada beberapa cosplayer juga melihat mereka.Dirasa cukup untuk melakukan pemotretan berempat, Dani meminta untuk berpasangan dengan berawal dari Nakyta dan Nabilla berdua bergaya seperti mengeluarkan jurusnya lalu Fariz serta cosplay Naruto yang tanpa banyak gaya namun terlihat keren dengan gaya mereka yang hanya berdiri saling berhadapan. Sesudah itu giliran Nabilla dengan pasangannya yang melakukan sesi pemotretan. Setelah mengambil beberapa gambar kini giliran Nakyta dan Fariz yang melakukan sesi pemotretan dengan mengambil gambar di dekat sebuah taman yang ada pohon besar dimana Nakyta berdiri disitu sedangkan Fariz berada di depan tak jauh darinya. Mata Nakyta tertuju pada Fariz sedangkan Fariz menatap lurus ke arah kamera, lalu ada dimana Nakyta dan Fariz yang saling memunggungi dengan Nakyta yang menunduk dan Fariz yang menengok ke samping. Posisi kali ini Nakyta dan Fariz saling berhadapan. Nakyta yang tingginya hanya sampai pundak Fariz harus mendongkak menatap Fariz yang lurus menatapnya. "Oke. Tahan." intruksi Dani. Nakyta hanya diam menatap Fariz dengan senyum kecil dibibirnya. Namun senyumnya menghilang ketika pertanyaan Fariz keluar mulutnya. "Kuliah atau kerja?" Dengan suara pelan namun tegas Fariz membuat Nakyta bungkam. Apa ia harus memberitau Fariz tentang lamaran kerja yang ia lakukan tadi. "Kerja." jawab Nakyta pelan dan pasrah, biarlah Fariz tau. Kali ini tangan Fariz sudah berada di kedua sisi lengannya dengan kepala miring menatap Nakyta. "Kalau nggak dapet kerja dua atau tiga minggu ini kamu harus kuliah. Itu batas tolerir yang aku kasih ke kamu!" Nakyta menunduk mendengar apa yang diucapkan Fariz. Nakyta mengira Fariz sudah membebaskannya untuk memilih tapi ternyata tidak. Fariz hanya memberi kesempatan saja, membiarkan Nakyta dengan keinginan Nakyta sendiri. Jika Nakyta gagal dengan keinginannya maka Fariz yang akan mengambil alih, menjadikan Nakyta sesuai dengan keinginannya dan itu harus terwujud. "Emosinya keluarin Sakura." intruksi Dani mulai terdengar di telinga Nakyta. Disana Nabilla tengah memperhatikan kedua sejoli yang masih melakukan pemotretan, berharap dengan cemas jika kakaknya tidak berkata yang menyakitkan pada sahabatnya atau mungkin melakukan sesuatu hal yang tidak diinginkan. Nakyta langsung mendongkak menatap Fariz yang menyentuh dahinya dengan telunjuk dan jari tengahnya. Mata Nakyta membulat kaget dengan kelakuan Fariz. Kini posisi Nakyta dibelakang Fariz dengan tangan kanan Fariz yang melingkar disekitaran bawah leher sedangkan tangan kiri Fariz memegang pedang yang ia bawa. "Kamu tau kenapa aku disini?" Tanya Fariz berbisik di telinga kiri Nakyta. Nakyta bungkam tidak menjawab atau merespon apapun karena ia memang tidak tau alasan lain dibalik Fariz mau mengikuti cosplay lagi. "Kamu inget beberapa tahun kemarin waktu kalian bertiga di tempat cosplay?" Tanya Fariz. Seketika mata Nakyta membulat mendengar pertanyaan atau mungkin perkataan yang mengingatkan Nakyta akan kejadian beberapa tahun lalu, dimana Nakyta melakukan sebuah kesalahan yang teramat sangat ia sesali hingga detik ini. Perkataan Fariz seolah mengantarkan dirinya akan tragedi itu. Nakyta jelas sangat ingat tragedi itu !! %%%
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN