Fariz terbangun ketika suara ketukan pintu yang cukup keras mengusik tidurnya. Matanya terbuka menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Dengan malas Fariz bangkit dan membuka pintu. Nabilla langsung menerobos masuk ke dalam kamar dan mendaratkan bokongnya di sofa. Fariz hanya menghela nafas melihat kelakuan adiknya yang rusuh itu, ia memilih masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Mata Nabilla mengedarkan sekeliling menatap kamar kakaknya yang berantakan dan penuh dengan kertas dan beberapa buku berserakan di lantai, laptop yang masih menyala di meja kecil. Sepertinya kakaknya itu sedang mengerjakan tugas kuliahnya, terlihat dari betapa berantakannya kamar kakaknya itu. Nabilla mengedarkan pandangannya kembali ke penjuru kamar, berharap bisa menemukan hal ane