Kala terbangun saat hari sudah sangat siang. Pria itu mengernyit mendapati dirinya masih telungkup dengan keadaan yang masih polos. Bibirnya sedikit mendesis saat merasakan nyeri di kepala yang berdentam-dentam tak karuan. Dengan mata yang masih berat ia bangkit. Melirik sekelilingnya yang sudah rapi dengan segepok uang yang diletakan di sisinya. Kala tertegun sejenak sebelum akhirnya mengeram pelan. Ia masih sangat ingat apa yang telah ia lakukan pada Dina semalam. Ada rasa sesal karena memperlakukan wanita itu dengan begitu kasar. Inilah yang Kala juga sangat benci dari dirinya sendiri. Ia selalu cepat marah dan sulit mengendalikan diri jika sudah menyangkut dengan wanita dan pengkhianatan. Sejak kecil Kala sering mendapatkan hal yang serupa hingga rasanya sulit sekali percaya dengan