Air mata Dina tanpa sadar langsung menetes mendengar perkataan Kala yang luar biasa menyakitkan itu. Entah keberanian dari mana, Dina menampar Kala dengan kekuatan yang ia punya. Hatinya berteriak tidak terima karena merasa tidak melakukan apa pun. "s**t!" Kala mendesis dengan amarah yang semakin meluap. Diraihnya kedua tangan Dina dengan kasar lalu ditekan pada sofa. "Makin berani lu sama gua sekarang? Sialan! Gua kurang apa, Medina. Kenapa lu kayak gini ke gua?" teriak Kala berteriak sekeras-kerasnya. Tubuh Dina gemetaran melihat Kala seperti itu. Mengingatkan saat dulu pertama kali mereka bertemu, Kala benar-benar kasar. "Aku salah apa? Kenapa Mas Kala marah?" Dengan bibir gemetar Dina bertanya. Pagi tadi mereka masih bermesraan dan saling berkata penuh cinta. Kenapa Kala sekarang