Untuk pertama kalinya, Kala menekan rasa gengsi dengan mengajak Dina pergi ke salah satu restoran yang menurutnya paling bagus. Pria itu memboncengkan Dina dengan motor besarnya yang berwarna hitam dengan shade warna hijau. Tadinya ingin memesan grab saja namun Dina mengatakan jika dirinya sudah tidak apa-apa. Padahal sebenarnya Kala pun tidak keberatan jika mereka naik mobil. Sayangnya mobilnya masih ada di rumah utama dan ia enggan untuk mengambil ke sana. "Makan yang banyak lu, biar cepet besar," ujar Kala sambil mendorong piring yang berdiri nasi hangat dan juga lauk yang sudah dipesan. "Aku makan banyak terus. Tapi nggak besar-besar." Dina menyahut dengan bibir berkerut. Ia langsung saja mengambil sendok guna menyantap makanan yang sangat menyelerakan itu. "Segini aja udah pas s