Tangan Kala masih belum benar-benar sembuh mengingat luka yang dijahit memang cukup memanjang, akan tetapi sudah kering dan sudah tidak terlalu perih seperti sebelum-sebelumnya. Sedangkan dagunya sudah bisa lepas perban dan meninggalkan luka yang mengering. Kehidupan menyenangkan itu kembali hadir, menyelipkan bahagia yang rasanya tak ingin ditinggal untuk beranjak sedikit pun. Tetapi Kala ingat masih banyak hal yang perlu diselesaikan terkait dengan pekerjaan dan juga hal lain. "Kamu nggak usah ikut nggak apa-apa, nanti aku perginya sama Shaka." Pukul 10 pagi, Kala baru selesai mandi dan menggosok rambutnya yang basah. Sebenarnya belum boleh, tapi bagian tangan yang sakit tidak dikenakan air. Pagi tadi ia sudah muntah-muntah tak karuan dan merasa lemas. Tetapi karena sudah di charger