"Maya, apakah kamu tidak bisa bicara? Apakah kita tidak bisa saling menyentuh?" Baskara bicara tanpa tahu posisi Maya berada di mana. "Tidak." Kepala Maya menggeleng, tapi tentu saja Baskara tidak bisa mendengar suaranya dan tidak bisa melihat gelengan kepalanya. "Jadi sekarang kamu sudah keluar dari tubuh Maia? Yang ada di tubuh Maia adalah jiwa Maia sendiri?" Baskara terdiam, seakan memberi waktu Maya untuk menjawab pertanyaannya. Tapi tidak terdengar apa-apa. Kedua tangan Baskara kembali terulur. Tetap saja tak ada yang bisa ia sentuh. "Aku tidak tahu harus bagaimana ...." Air mata Baskara jatuh membasahi pipinya. Baskara tahu Maya ada di dekatnya, tapi ia tidak bisa melihat, tidak bisa menyentuh, tidak bisa mendengar suara Maya. Sungguh suatu siksaan yang luar biasa. Perpisahan