Baskara keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk di pinggang. Baskara mengarahkan pandangan ke seluruh ruangan kamar, berharap bisa melihat Maya. 'Apakah kamu masih di sini? Ataukah sudah pergi dengan hati yang terluka? Maafkan aku, Maya, karena tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantu kita berdua. Aku sadar, dengan atau tanpa dirimu, hidupku harus tetap aku jalani. Aku punya tanggung jawab yang besar untuk memberi kebahagiaan pada keluarga kecil ini.' Baskara menuju lemari untuk mengambil pakaian tidur. Baskara tidak tahu kalau gerak-geriknya diperhatikan oleh Maya dengan air mata yang tak pernah berhenti membasahi pipinya. Maya menangis bukan lagi tentang jiwanya yang pergi dari tubuh Maia. Bukan lagi tentang jalan hidupnya yang harus kembali tersakiti. Tapi karena jiwanya y