Parman melepaskan ciumannya. "Habiskan dulu makannya, setelah itu kita shalat dzuhur ya," Parman menyeka bibir Riana yang basah karena ciumannya. Riana menjawab dengan senyum, dan anggukan kepala. Setelah selesai makan, mereka shalat dzuhur berdua. Usai shalat dzuhur. "Ingin minum apa, Pak, biar Ibu antar ke ruang kerja Bapak." "Bapak ingin istirahat saja, Bu. Pinggang Bapak pegel, duduk dari pagi sampai tengah hari." "Mau Ibu pijitin?" "Ndak usahlah, Ibukan juga lagi kurang enak badan." "Ibu cuma flu, Pak. Ayo ke kamar, Ibu pijitin." "Ya sudah," sahut Parman. Parman melepas peci, baju koko, celana pendek, dan sarung yang ia pakai. Menyisakan celana dalam saja di tubuhnya. "Celananya dilepas juga dong, Pak. Yang sakitkan pinggang, ini pinggangnya ketutupan karet celana dalam