"Mana anakmu, Na?" ibu Riana menatap lekat wajah putrinya. Riana menundukan kepala, diseka matanya, sebelum air mata jatuh. "Na, apa yang terjadi?" Bapaknya menyentuh bahu Riana dengan lembut. Riana mengangkat wajah. Ditatap kedua orang tua, dan adiknya. "Dia tidak pernah melihat dunia ..." "Apa maksudmu?" "Aku menggugurkannya," sahutan Riana sangat lirih, namun mampu membuat ibu, bapak, dan adiknya terkejut. "Astaghfirullah al adzim!" "Aku terlalu bodoh, mau saja menuruti semua keinginan Mas Zainal. Sudah terlalu banyak dosa yang aku perbuat, apa aku masih pantas untuk bahagia, Bu, Pak?" "Kak Na, jangan bicara begitu, semua orang pantas untuk bahagia." Risma memeluk kakaknya, dua bersaudara ini sama-sama menangis. "Yang penting kamu sudah menyesali semua perbuatanmu, Na. Dan s