“Jadi benar kamu menikahi anakku karena ingin memanfaatkannya?” Rei berdiri dengan memasukan kedua tangannya kedalam kantong celana. Ia berjalan mengitari sofa, dimana Dias hanya duduk diam dengan dua pengawal yang berada di kedua sisinya.
“Kamu menikahi Kalila dengan tujuan ingin memanfaatkan nama besar Mahendra untuk kepentingan pribadimu?” Tanya Rei lagi. Nada suaranya terdengar datar, tapi bukan berarti lelaki itu tidak sedang dalam keadaan emosi. Dias bisa merasakan sensasi kemarahan hanya dari tatapannya saja.
Tatapan yang begitu tajam dan menakutkan.
“Perlu aku akuii, kamu memang sangat berani.” Rei menyeringai. “Bahkan bisa membuat kami lengah dan kecolongan.” Rei mengusap dagunya dengan perlahan dan menatap ke arah. Dias.
“Putriku, Kalila dipermainkan oleh penipu olehmu.”
