“Cari! Atau Kalila akan mati!” Ancam Panji, sambil memegang satu tangan Kalila dan menarik rambutnya dengan keras hingga Kalila mengasuh kesakitan. “Cari!” Ulangnya lagi sambil menendang kaki Amira hingga wanita itu terjatuh, dan berlutut di lantai. “Amira.” Teriak Kalila. Ia hanya bisa menatap sedih, pasalnya Amira tidak jauh lebih menyedihkan darinya. Pukulan keras sudah mengenai wajahnya hingga membuat wajah wanita itu memerah. “Cari! Lo pasti tahu dimana Jeri menyimpannya. Atau, Kalila akan mati.” Ancam Panji lagi. Amira berdiri dengan perlahan dan menoleh. “Bunuh saja! Dia nggak ada gunanya untukku.” Ucapnya dengan tatapan tajam “Kamu pikir aku takut Kalila mati?” Amira tertawa samar. “Dia mati, adalah satu keuntungan untukku.” Lanjutnya. “Apa kamu mencoba menipuku?” Selidik P