Suara tembakan itu kembali menggema, membuat Kalila menjerit sekuat tenaga saat Amira berlari dengan tertatih ke arahnya. Amira memeluk Kalila, membiarkan salah satu bagian tubuhnya terkena peluru panas. “Kamu nggak apa-apa?” Tanya Amira, sesaat sebelum dia tidak sadarkan diri dalam pangkuan Kalila dan Rei “Habisi dia!” Teriak Rei dengan nada marah. Detik berikutnya Panji benar2 diringkus oleh dan tidak bisa lagi bergerak setelah berapa pukulan keras mengenai wajah dan perutnya. Panji tergeletak dengan kedua tangan terikat, meringkuk di salah satu pojok apartemen. “Amira!” Panggil Kalila. Ia menepuk wajah Amira, berharap kedua mata wanita itu terbukti, tapi Amira tidak kunjung membuka kedua matanya. “Uncle tolong dia!” Kalila menangis histeris. “Tolong dia, dia kesakitan Uncle.”