Mabuk. Satu kalimat yang mampu mendeskripsikan kondisi Kania saat ini. Tubuhnya terasa ringan seperti bulu, bahkan kekecewaan yang ada dalam dirinya pun perlahan memudar. Minuman ajaib, Nia menyebutnya begitu. “Minuman ajaib, Kay. Enak, bikin gua happy!” Teriak Kania, yang kini sudah ada di lantai dansa, menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama musik. “Nikmati hidup Lo, Nia!” Balas Kay, mengikuti Nia kemanapun wanita itu pergi. Kay memang tidak sembuh Nia, ia masih bisa menjaga diri agar tidak kelewat mabuk. Ada anak orang ikut bersamanya dan Kay harus bertanggung jawab akan itu. “Lo jangan kemana-mana, oke! Gue mau ke kamar mandi dulu!” Kay bicara dengan nada berteriak mengimbangi kerasnya suara musik. Kania menganggukan kepalanya, meski ia sendiri tidak begitu mendengar ucapan Kay