Kay tidak langsung membawa Kania me rumah seperti keinginannya, Kay justru membawa Kania ke sebuah klinik untuk memastikan kondisinya. Selain menangis selama perjalanan, Nia juga terlihat lemas dan tidak bertenaga. Kay tidak tega melihatnya. “Udah mendingan?” Kay menghampiri Nia, yang baru saja mendapat perawatan. “Udah. Gue mau pulang,” rintihnya dengan nada pelan. “Gue pasti anterin Lo pulang, setelah kondisi Lo baik Nia.” Kay bersikeras tidak membawa Kania sebelum wanita itu dinyatakan baik oleh seorang dokter yang kebetulan bekerja di klinik tersebut. “Gue baik-baik aja, cuman lelah dan butuh istirahat aja.” “Oke. Lo istirahat di rumah gue. Jangan berdebat dan jangan membantah oke, atau gue hubungi Randi dan minta dia jemput Lo disini. Mau?” Kania menghela, menatap kesal ke a