“Aku tahu hubungan kita memang tidak dekat. Namun satu hal yang ingin aku katakan dan aku yakin sebenarnya kamu sudah paham.” Chen sengaja menjeda ucapannya. Ia menghela napas dalam demi meredam rasa sesak yang tiba-tiba memenuhi daddanya. Di sebelah Chen, Dhidy baru saja mengeratkan dekapan kedua tangannya pada lengan kanan Chen. Sementara di ambang pintu dapur kontrakan Gemintang, wanita berhijab itu berkaca-kaca dan perlahan menunduk. Kedua tangan Gemintang yang gemetaran, beberapa kali tampak berusaha mengelus punggung beserta kepala Rain yang didekapnya penuh sayang. “Pulang, ... meninggalkan apalagi lari dari kenyataan tidak akan membuat keadaan lebih baik. Paling tidak kamu harus memikirkan orang tuamu, tolong pikirkan keluargamu termasuk Rain sekaligus janin dalam kandunganmu!” C