POV Adam "Ada apa, Bung?" tanyaku santai berlagak tidak tahu bahwa lelaki di hadapanku ini sedang sangat marah juga tampak sangat kesal, itu terlihat jelas di urat-urat yang bertonjolan di tangannya yang terkepal kuat. "Ha ha, lucu sekali." Aku tertawa mencemooh melihat sikapnya. Padahal jika ada yang harus marah, maka akulah yang berhak marah bukannya dia. Sungguh lucunya dia. "Dasar pebinor, lo! Bisa-bisanya lo zinahi Ila!!" Teriaknya murka, tangannya yang terkepal melayang cepat ke arah wajahku tapi sigap kutangkap. "Jangan asal tuduh, Bung. Saya bukan orang seperti itu. Saya tahu dosa, tidak mungkin saya berzina dengan Ila seperti yang kamu tuduhkan." "Banyak bacot, lo! Gue lihat sendiri foto lo dan Ila semalam! Bisa-bisanya lo ngerendahin Ila! Lepas!" Dia menepis tanganku, lalu