POV Ilana "Abang serius aku boleh menginap di rumah Ibu, satu, bulan?" Aku memastikan pendengaranku barusan karena aku benar-benar tak percaya. Dianggukkannya kepala. "Iya benar. Boleh menginap di rumah ibu." Tegasnya. Walau dia sudah menegaskan begitu, aku tetap saja tak percaya. Suamiku tersenyum kecil. Bukan hanya dia, Ibu juga tersenyum penuh kebahagiaan, begitu pun Bang Rivan yang tersenyum tampak lega. "Saya bukan suami yang jahat. Jadi saya ijinkan Lana menginap di rumah Ibu." Mas Adam menatap ibu. Lalu ia menatap jam yang melingkar di tangannya. "Sudah pukul sembilan, Sayang. Ayo, kita jalan-jalan. Terserah adik inginnya ke mana, hari ini adik yang tentukan," kata Mas Adam yang membuatku tak enak pada Ibu, yang terus memperhatikanku dari tadi. "Bu, aku pergi dulu, ya?" Pamitk