POV Rivan + Ilana "Aku yakin si pebinor itu tidak benar-benar sakit, Bu. Aku yakin dia sengaja menghalangi Ila agar tidak ke sini," kataku dengan jengkel. Kalau begini, bagaimana caranya aku bisa mendekati Ila? Sementara Ila di sini saja, gerakku untuk mendekatinya sangat sulit karena si pebinor itu selalu nempel pada Ila. Ke mana pun Ila pergi diikuti macam itik takut kehilangan induknya. Andai saja tidak ada hukum, pasti sudah kuracun makhluk sok kegantengan itu. Seolah Ila bakal kuculik saja. Ibu menyeruput teh hangat pahitnya. Aku yang duduk di sampingnya mengembuskan napas. Kesal sekali rasanya saat pulang kerja, Ila ternyata belum ke sini. Dan ibu bilang bahwa Ila tisak bisa ke sini karena si pebinor itu masih sakit. Jelas saja aku tidak percaya. Karena kemarin si pebinor itu te