POV Adam Lana terus memandangiku dengan mata berkaca-kaca. Allah, bagaimana caranya aku mengatakan kekhawatiranku ini padanya? Jujur saja, aku malu mengatakan hal ini padanya. Juga bisa saja dia meninggalkanku. Memikirkan hal itu benar-benar membuatku takut. Bagiamana tidak takut? Satu tahun menikah dengan Rifani, kami tak dikaruniai anak, lalu sekarang mantan istriku itu hamil. Apa itu artinya aku tak bisa memberinya anak? Jantungku berdegup kencang sekali memikirkan hal itu, bahkan wajahku pun dihinggapi keringat dingin padahal kamar ini berpendingin. Lana terus memandangiku. Dia yerlihwt begitu penasaran. "Mas, katakan. Apa ini sesuatu yang penting? Sepertinya sangat mengganggu pikiran Mas." Suara Lana terdengar pelan. Tanganya bergerak pelan mengusap pipiku, tatapannya terpatri k