35. Hari Bahagia.

1694 Kata

Uma baru saja melepas jilbabnya ketika Bu Rahayu menghampiri dengan wajah penasaran. “Kamu kelihatan capek, Ma. Oh ya, tadi di sana kamu disambut dengan baik tidak?” Uma menarik napas panjang, lalu duduk. “Awalnya baik, namun akhirnya ribut,” ujar Uma apa adanya. “Kenapa bisa ribut? Kamu bertengkar dengan Arya?” tebak Bu Rahayu prihatin. “Dengan semua orang, Bu,” keluh Uma sambil mendesah. Ia capek lahir batin hari ini. “Ibu tahu tidak… ternyata Pak Jamal meninggalkan surat wasiat. Isinya, aku dan Adek masing-masing mendapat sepertiga harta peninggalannya.” “Hah?” Bu Rahayu terperanjat, nyaris menjatuhkan gelas di tangannya. Rauda dan Raima yang juga sedang makan tersedak. Mereka sama sekali tidak menyangka kalau Uma mendapat warisan yang sangat besar. “Ya Allah, sepertiga dari hart

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN