28. Menjemput Impian.

1773 Kata

Sudah seminggu Uma tinggal di Cisarua. Ia mulai terbiasa dengan udara dingin yang menusuk di pagi hari, suara sapi dari kandang pabrik s**u, serta rutinitas barunya membantu Dia. Ia juga sudah bertemu dengan Pak Suhardi, ayah Dia, seorang pria paruh baya yang baik dan ramah. Juga Bik Ningrum, ART keluarga yang keibuan dan selama ini membantu membersihkan paviliun. Uma sangat gembira karena kehadirannya diterima dengan baik oleh semua anggota keluarga. Pagi ini, ditemani Pak Udin, Uma turun ke Pasar Cisarua. Jalanan ramai oleh pedagang yang menawarkan sayur-mayur segar. Aroma rempah dan jajanan tradisional berbaur di udara. Uma membawa catatan kecil: sembako, sayuran, daging, juga pernak-pernik untuk gaun rancangannya. “Neng, ini mangganya manis dan segar. Baru dipetik tadi subuh,” kata s

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN