Uma menarik napas lega saat menerima telepon dari Pak Alwi. Sudah tiga hari ini ia tidak menerima kabar apa pun dari Pak Alwi. “Pak, kenapa sudah tiga hari ini tidak ada foto Adek?” tanya Uma khawatir. “Maaf, Bu. Sekarang saya susah sekali bertemu dengan Adek. Saya dan Bu Mirna sibuk bolak-balik Rutan menjenguk Pak Arya. Bulan depan Pak Arya sudah bebas. Di rumah juga sibuk. Bu Mirna sudah memanggil guru privat untuk Adek karena sebentar lagi Adek akan masuk playgroup. Saya jarang bisa bertemu dengannya.” Uma meremas ponselnya. “Tolong pantau terus, ya, Pak. Saya takut Adek stres karena terus dipaksa belajar.” “Akan saya usahakan. Oh ya, ada kabar lain. Setelah keluar dari penjara, Pak Arya akan segera menikah dengan Bu Vivi.” Uma hanya menjawab dengan kata oh singkat. Ia tidak peduli

