Bibi Mulut Terompet sedikit jengah berada di antara saudara-saudara yang datang ke acara aqiqah putri pertama keponakannya, Mario. Matanya terus mengawasi tubuh ramping Cecil yang memamerkan putri yang baru dilahirkannya ke para tamu undangan. Di sebelahnya, Mario mendampingi Cecil dengan menebarkan senyum yang sama lebar seperti senyum istrinya. Kata-kata Marisa terus terngiang di kepalanya. Semua fakta dan kecurigaan yang sempat datang lalu hilang, kini kembali menguat. Bibi Mulut Terompet jadi ingat waktu kakak iparnya, Nani, bilang di grup keluarga kalau anaknya Mario sudah lahir. Maju beberapa minggu dari perkiraan awal. Hatinya sempat bertanya, kenapa bisa maju? Apa salah hitung? Atau ada masalah kesehatan yang lain? “Maju itu biasa. Yang penting kata dokter bayinya siap dilahirkan