Dokter Ardian bolak-balik membuka layar ponselnya. Tidak ada notif chat baru apalagi panggilan masuk. Beberapa menit yang lalu dia baru saja mengirimkan pesan kepada Marisa kalau ingin menemuinya di kafe yang biasa. Dokter Ardian belum tahu di mana Marisa tinggal. Dia juga nggak berani bertanya. Lelaki yang punya banyak penggemar wanita ini malah grogi sendiri kalau berhadapan sama wanita yang disukainya. Ya, Dokter Ardian tertarik pada Marisa. Bukan hanya fisiknya yang membuat dia terpesona, tapi kemandirian dan juga kisah hidupnya yang membuatnya simpati. Awalnya dia cuma berniat menolong dengan mengurusi klaim biaya di rumah sakit tempat wanita itu konsultasi. Lama-lama Dokter Ardian seperti ketagihan untuk bertemu dengan wanita single itu. “Belum ada jawaban juga. Apa dia lagi tidur