Mario masih menunggu jawaban Marisa. Tadi dia memaksa wanita itu untuk bertemu dengannya di kafe dekat ruko Marisa. “Jadi gimana? Kamu mau, kan nemenin aku? Tolong Sa, cuma kamu yang aku percaya.” “Kenapa harus aku, Yo. Kamu, kan sudah ada istri sekarang. Aku ini bukan siapa-siapa kamu lagi.” Marisa mendesah dan masih berusaha menolak permintaan mantan suaminya itu. “Tolonglah, Sa. Cecil terlalu sibuk ngurus anaknya. Dia nggak mungkin bisa nemenin aku operasi.” “Keluarga kamu, kan ada.” Gantian Mario yang mendesah sekarang. “Mama malah nutupin kondisi aku. Kalau bisa orang-orang jangan sampai tahu. Mereka sepakat nggak mau nemenin aku dan minta aku mengurus semuanya sendiri. Tapi ini nggak mudah buat aku, Sa. Rasanya seperti dibuang dan sejujurnya aku takut operasinya gagal.” Marisa