“Eeggh ….” Alan melengkuh pelan. Satu tangan bergerak, menutup mulutnya yang menguap lebar. Menoleh, menatap kesamping, tersenyum saat mendapati wajah lelap Bella yang ngusel di tubuhnya. Ranjang sempit rumah sakit membuat mereka tidur sangat dekat dan hampir tak bisa bergerak. Pelan, Alan menarik lengan yang dipakai sebagai bantal sama Bella. Dia mulai beranjak dengan sangat hati-hati. Meraih tongakatnya, mencari kertas didalam laci, lalu menuliskan pesan di kertas itu. Meletakkan kertas dibantal yang tadi ia pakai untuk tidur, segera ia melangkah menuju kamar mandi. Menit berlalu, Alan keluar dari kamar mandi. Wajahnya sudah segar, ada handuk yang melingkar di leher, menghalang air dari rambut basahnya agar tak mengenai kaos yang ia pakai. Tatapan pertamanya terarah keatas tempat tidu