“Saya mau salad buah satu…” pinta Windy ketika mendekat ke arah sederetan menu yang ada di hadapannya. Melihat yang meminta menu adalah orang yang memperkenalkan diri sebagai puteri Ellena membuat chef menyegerakan permintaan. “Saya satu juga, salad buah.” pinta sebuah suara dengan bahasa inggris fasih. Windy menoleh dan tersenyum kearah pria itu lalu mengangguk sopan. Banyu yang pura-pura cuek memainkan ponsel miliknya sekilas menoleh kearah wanita di sebelahnya yang telah menyatakan diri sebagai bestie—nya. “Windy…lo disini juga? Kok bisa?” Sapa Banyu pura-pura bego menatap kearah Windy yang tampak kebingungan. Hanya saja karena pria itu berbahasa Indonesia, dia sedikit mempercayai bahwa pria itu tidak pura-pura padanya, terlebih di dalma ruangan ini tidak ada orang sembarangan. Semu

