"Wah, ternyata Tuhan berkehendak kita bertemu lagi Del," kata Febri senang. Edelweis hanya tersenyum kecil. Dia mengamati Febri. Lelaki itu mengenakan seragam putih putih. Mirip dengan para perawat di sini. "Mas pengangguran sudah nemu kerjaan ya?" Sindir Edelweis. Febri memandang seragamnya sekilas, kemudian tertawa. Tidak mungkin dia bisa berbohong. "Sudah berhasil menjemput Pangeran?" Tanya Febri. "Tuh, dia ada di ruang anggrek," jawab Edelweis spontan. "Oh, sakit apa?" Tanya Febri. Edelweis tidak menjawab. Lagipula dia akan menjawab apa. Oliver terluka karena ditusuk orang, sebab diduga dia membuat berita yang merugikan orang lain. Haah. Tidak mungkin kan? "Oh iya, di mana kantinnya?" Tanya Edelweis mengalihkan pembicaraan. "Sebelah sana. Mau kuantar?" Febri menawarkan bantuan

