Menjemput Pangeran (2)

1006 Kata

"Oliver ada di rumah sakit," jawab Edi sedih. Edelweis menatap Edi dengan marah. "Sakit apa?" Edi memalingkan wajahnya ke arah jendela. Kesedihan yang dalam terlihat di matanya. "Dia ditusuk oleh orang. Di kantor ini." Jedar! Seperti ada petir yang bersuara di dalam kepala Edelweis. "Di mana dia? Bagaimana keadaannya?" Edelweis menuntut jawaban dari Edi. Belum menjawab, Edelweis mendesak Edi. "Aku ingin bertemu dia. Di mana dia sekarang!" Edelweis nyaris histeris. Tetapi dia melihat tempat, ini kantor orang, ini kantor Oliver. Dia tak mau membuat keributan di sini. Sebab akan berdampak pada reputasi pacarnya itu. Edelweis tahu diri. Edi mengehela napas panjang. "Dia akan marah padaku, kalau kau pergi menemuinya," kata Edi muram. "Persetan. Aku ingin. Mengetahui keadaannya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN