Edelweis mematung. Dia menunggu kata apa yang akan keluar dari bibir Febri. Dia hanya berdiri sekitar dua langkah saja dari Febri. Rasa gelisah Edelweis tak bisa ditutupi bahkan dengan suara desing motor yang lalu lalang di jalan raya. Tatapan Edelweis terpaku pada bibir Febri. Kau tidak akan melakukan pernyataan cinta kan, Feb? Febri melangkah. Jantung Edelweis berdegup semakin cepat. Satu. Dua. Edelweis menutup kedua telinganya. Dia tidak rela persahabatan mereka harus rusak. Namun ketakutan Edelweis tidak terjadi. Hal yang dilakukan Febri jauh lebih mengagetkan dirinya. Febri menempelkan bibirnya di pipi Edelweis, hanya sekilas, sekejap mata. "Selamat ulang tahun," kata Febri dengan sinar mata yang tulus. Butuh beberapa detik Edelweis mencerna kejadian tadi. Tangannya te

