Devil Man 13

1055 Kata
Aldrich masih memeluk tubuh Anna yang bergetar karena tangisnya yang belum juga reda. Dan entah sampai kapan Anna berhenti menangis. Aldrich terus berusaha untuk memberikan pelukan dan menenangkan diri Anna. Ia benci melihat Annanya seperti ini. Ia berjanji akan membuat Annanya tersenyum lagi. "Kenapa kamu berpikiran jika kamu gak pantas buat aku? Dan bilang kalau kamu wanita yang kotor. Padahal kamu masih terlihat seperti Anna yang Aku kenal 10 tahun yang lalu. Kamu masih tetap Anna wanita yang aku cintai," kata Aldrich menatap wajah Anna yang sembab. "Al kamu gak tahu gimana masa lalu aku. Kalau kamu tahu pasti kamu gak akan ngomong seperti ini. Lebih baik kamu memilih wanita lain daripada aku. Karena aku sadar diri jika aku memang tidak cocok sama kamu. Jadi lebih baik kamu percaya sama omongan aku kali ini dan aku pastikan kamu tidak akan menyesal," kata Anna menatap Aldrich dengan penuh kesungguhan. Rahang Aldrich lagi-lagi mengeras karena mendengar Anna berkata seperti itu. Ia benci ketika Anna selalu saja memikirkan perasaan orang lain tanpa ia sadari perasaan dirinya sendiri terluka. Dan Aldrich benci jika Anna bersikap seperti itu. "Apa yang kamu maksud tentang peristiwa masa lalu adalah peristiwa percobaan pemerkosaan yang kamu alami beberapa tahun yang lalu sehingga kamu menganggap diri kamu kotor dan jijik? Dan kamu juga merasa jika diri kamu tak pantas untuk laki-laki manapun termasuk aku?" tanya Aldrich dengan sangat serius. Wajah Anna kembali tegang ketika Aldrich berkata seperti itu. Ia bingung bagaimana Aldrich bisa tahu tentang kenangan buruk dalam hidupnya. "Gimana kamu bisa tahu?" tanya Anna tanpa ia sadari. "Kamu gak perlu tahu aku tahu darimana soal itu. Yang paling penting aku sudah tahu tentang masa lalu kamu yang kamu anggap buruk itu. Jadi gak ada alasan buat kamu untuk menolak permintaan aku buat kita menikah," kata Aldrich menatap Anna dengan sangat serius. "Al kenapa kamu ga ngerti juga sih. Kita memang dari dulu hingga detik ini tidak bisa bersatu. Begitu banyak masalah yang akan kita hadapi kalau kita bersama. Apalagi kita memiliki status sosial yang berbeda. Jadi lebih baik kita tidak memulai sesuatu yang akhirnya nanti akan menyakiti kita berdua. Aku sudah memiliki begitu banyak masalah dan beban yang harus aku hadapi. Jadi gak mau menambah beban hidup lagi,"kata Anna mulai berkata dengan nada memelas. Aldrich benar-benar marah dan ia pun menarik tubuh Anna untuk semakin mendekat. Dan secara tiba-tiba Aldrich mencium bibir Anna bahkan ia melumat bibir Anna yang selalu saja ia sukai sejak dulu hingga detik ini. Anna pun yang menerima perlakuan dari Aldrich hanya shock saja karena Aldrich menciumnya dengan sangat tiba-tiba. Awalnya ciuman itu menuntut tapi lama-lama Aldrich mencium dengan sangat lembut sehingga Anna pun jadi ikut terbuai. "I always like your lips baby," kata Aldrich membelai bibir Anna yang bengkak. Anna tak bisa berkata apa-apa matanya lagi-lagi terpaku pada mata Aldrich yang selalu membuatnya terbuai. Entah kenapa takdir seakan-akan selalu mempertemukan mereka kembali. Padahal iansjsh mencoba untuk pergi jauh tapi sepertinya mereka lagi-lagi harus bertemu kembali. "Sekarang jangan pikirkan apa-apa lagi. Biar aku yang urus semua. Tugas kamu adalah untuk tetap di samping aku. Jangan pikirkan omongan orang. Tetap menjadi Anna yang aku kenal. Dan aku juga akan membantu kamu untuk menghilangkan rasa trauma kamu itu," kata Aldrich dengan wajah yang serius. Anna sudah tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia hanya bisa mengangguk saja. Ia tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan nantinya. Karena untuk kali ini ia akan mencoba mempercayakan semuanya pada Aldrich. Setelah mereka selesai sarapan, Aldrich benar-benar melakukan apa yang ia ucapkan. Aldrich dan Anna segera pergi ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Anna masih merasa sedih karena ibunya belum juga sadarkan diri. Dan menurut dokter Yogi keadaan ibu semakin memburuk. Aldrich pun langsung bertanya pada dokter Yogi tentang kronologi dan rekam medis ibunya Anna. Dari jauh Anna bisa melihat Aldrich benar-benar sangat serius membahas beberapa hal tentang medis yang Anna sendiri tidak mengerti. Yang ia tahu ibunya bisa segera sembuh dan bangun lagi. "Jadi kamu berhasil meminta Aldrich buat mengoperasi ibu kamu?" tanya Tari yang sudah ada di sampingnya. "Iya akhirnya setelah perdebatan panjang akhirnya Aldrich mau juga mengoperasi ibu. Bahkan ia akan memindahkan ibu ke rumah sakit miliknya agar memudahkan Aldrich buat melihat kondisi ibu," kata Anna menjelaskan. "Tapi sepertinya hubungan kalian juga membaik? Apa kamu kembali pada Aldrich?" tanya Tari penasaran. "Huhhhh..." Anna menghembuskan nafasnya seakan-akan ada beban yang ia pikul. Tapi Anna tak pernah bisa berbohong pada Tari sahabatnya itu. "Sebenarnya Aldrich meminta persyaratan agar dia mau mengoperasi ibu." Anna pun mulai bercerita pada Tari. "Apa syarat yang Aldrich inginkan?" tanya Tari lagi. "Dia menginginkan tubuhku tapi setelah aku menikah sama dia. Dan tadi aku sempat menolaknya. Tapi Aldrich marah besar ketika aku menolaknya bahkan dia mengancam tidak akan mengoperasi ibu kalau menolaknya," kata Anna serius. "Kamu benar-benar bodoh Ann. Sudah ada laki-laki yang begitu mencintai kamu bahkan mau menjadikan kamu istri kenapa kamu tolak? Apa ini gara-gara masa lalu kamu?" tanya Tari yang gemas dengan tingkah Anna sahabatnya. "Iya. Coba kamu pikirkan mana ada laki-laki yang mau sama wanita yang sudah kotor kayak aku. Dan kamu juga tahu jika antara Aldrich dan aku begitu banyak perbedaan Tar. Apa kamu ingat gimana dulu orang memandang aku remeh ketika bersama dengan Aldrich. Dan aku takut untuk sakit hati lagi Tar," kata Anna dengan wajah yang sedih. "Aku tahu maksud kamu Ann. Tapi Ann untuk kali ini jangan pikirkan omongan orang-orang lain. Cukup pikirkan kebahagian kamu karena kamu juga harus bahagia," kata Tari memcoba menasehati Anna. Anna termenung mendengar nasihat dari sang sahabat. Apa yang Tari katakan ada benarnya juga. Ia juga ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai dan mencintai. Selama ini ia sudah terlalu larut dengan kesedihan dan juga rasa takutnya sendiri. Anna ingin segera sembuh dari trauma ini. Semuanya berjalan dengan lancar. Sang ibu sudah di pindahkan ke rumah sakit milik Aldrich. "Al makasi buat semuanya. Apa ini tidak berlebihan? Kamu gak perlu kasih ibu ruangan yang sebagus ini," kata Anna sangat berterima kasih. "Sudah menjadi kewajiban aku buat kasih kamu yang terbaik. Untuk saat ini aku harus melihat semua rekam medis milik ibu kamu. Dan setelah aku mempelajarinya maka aku akan kasih keputusannya," kata Aldrich menjelaskan. "Sekali lagi aku ucapin terima kasih. Aku gak tahu harus berbuat apa untuk membalas semua kebaikan kamu," kata Anna menatap Aldrich dengan wajah sendunya. "Kamu cukup berada di sisi aku menjadi istri aku. Itu sudah lebih dari cukup. Dan gak ada bantahan apa-apa lagi soal itu," kata Aldrich penuh penekanan. Anna tidak bisa melakukan apa-apa selain menganggukan kepalnya. Dan ia menyerahkan semuanya pada Aldrich. Happy reading
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN