Devil man 12

1225 Kata
Aldrich menunggu sudah 3 jam lamanya terus mengecek keadaan Anna. Setelah ia menemukan Anna yang tak sadarkan diri di kamar mandi, Aldrich pun langsung memeriksa keadaan Anna. Setelah ia memberikan beberapa obat untuk menurunkan demam Anna akhirnya demam yang Anna alami hilang juga. Ia tak tahu kenapa Anna bisa mengalami hal ini. Aldrich tahu di masa lalu Anna pernah mengalami percobaan pemerkosaan dari ayah tirinya. Tapi ia tak tahu jika efeknya akan sebesar ini. Hati Aldrich hancur ketika melihat kondisi wanita yang ia cintai menjadi seperti ini. Anna yang dulu sudah banyak berubah. Annanya yang dulu adalah gadis yang ceria dan selalu positif thinking. Tapi Annanya yang sekarang menjadi wanita yang sangat mudah ketakutan dan juga lebih terlihat rapuh. Dan setelah ini aldrich akan membuat annanya menjadi Anna yang seperti dulu lagi. Ia akan memastikan hanya akan ada senyum di wajah Anna. "Anna I promise I will make you happy from now," kata Aldrich mencium kening Anna. Rasa kantuk pun mulai menyerang Aldrich. Seharian ini ia harus melakukan operasi yang berat dan belum sempat istirahat. Dan sekarang ia harus menjaga Anna yang sedang sakit. Aldrich pun merebahkan tubuhnya di samping Anna. Ia menarik tubuh Anna yang demamnya sudah turun ke dalam pelukannya. Aldrich memberikan rasa nyaman pada Anna agar gadisnya ini bisa tertidur dengan lelap. "Good night sweatheart," kata Aldrich yang perlahan sudah memejamkan matanya. Anna merasa tidurnya semalam sangat nyenyak. Apalagi ia merasakan perasaan tenang dan nyaman setelah ia harus kembali mengingat peristiwa masa lalunya yang membuat dirinya harus memuntahkan isi perutnya. Perlahan Anna mulai membuka matanya dan ketika ia membuka matanya betapa kagetnya Anna ketika ia tidur di dalam pelukan seorang laki-laki. Dan Anna bertambah kaget lagi ketika yang memeluknya adalah Aldrich. "Bagaimana aku bisa tidur bersama Aldrich? Apakah Aldrich benar-benar sudah mendapatkan tubuhnya?," kata Anna berkata dalam hati. Perlahan Anna melihat keadaan dirinya dan sepertinya ia masih memakai pakaian yang lengkap begitu juga dengan Aldrich. Ia pun berkesimpulan bahwa semalam tidak terjadi apa-apa. Anna mencoba melepaskan tangan Aldrich yang memeluknya dengan sangat erat. Ia harus pergi dari sini sebelum Aldrich bangun. Mau ditaruh dimana mukanya jika Aldrich bangun dan melihat keadaan mereka saat ini. Dengan sangat pelan-pelan Anna mencoba melepaskan tangan Aldrich yang memeluknya sangat erat. Baru saja ia mencoba melepaskan pelukannya pada Aldrich, Anna sudah dikagetkan dengan suara laki-laki yang memeluknya saat ini. "Anna jangan coba-coba buat kabur lagi. Beri aku waktu sebentar buat tidur karena semalamam aku gak bisa tidur gara-gara harus jagain kamu yang lagi demam. So, just stay with me now and we can talk later," kata Aldrich yang semakin menarik tubuh Anna untuk semakin mendekat ke arahnya. Anna tidak bisa berbuat apa-apa karena Aldrich memang laki-laki yang keras kepala. Apalagi sekarang Aldrich semakin memeluknya erat. Ia tak membiarkan Anna untuk bisa pergi dari sini. Anna pun selalu saja suka dengan bau badan Aldrich yang dari dulu selalu membuatnya nyaman. Dulu ketika Anna memiliki masalah, Aldrich selalu saja bisa membuatnya tenang walaupun hanya dengan sebuah pelukan. Dan terkadang Anna jatuh tertidur dalam pelukan Aldrich karena beban masalah yang ia pikul terlalu berat untuk anak usia 15 tahun saat itu. Dan waktu itu Anna selalu saja  bersyukur karena Aldrich selalu ada untuknya. Tanpa Anna sadari ia pun mulai mengantuk dan akhirnya terlelap tidur dalam pelukan Aldrich. Aldrich yang sebenarnya belum tidur hanya bisa tersenyum ketika gadisnya kembali tertidur dalam pelukannya. Ia jadi teringat akan kenangan masa lalu ketika Anna selalu saja tertidur jika Aldrich memeluknya. Dan kenangan itu kembali bisa Aldrich rasakan kembali. "You always be my baby," gumam Aldrich yang sudah kembali memejamkan matanya. "Makan sarapannya setelah itu kita bicara," kata Aldrich dalam mode datar khas seorang Aldrich Troy Willson. Anna pun mengangguk dan langsung memakan sarapannya. Di meja makan sudah ada teh hangat untuk Anna dan kopi untuk Aldrich. Dan roti panggang menjadi menu sarapan mereka pagi ini. Selama sarapan tak ada satu patah katapun yang terucap dari keduanya. Mereka berdua terlalu sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Hingga tak saling berbicara satu sama lain. "Letakkan saja piringnya nanti akan ada orang yang akan membersihkannya," kata Aldrich yang melihat Anna ingin membersihkan piring bekas sarapan mereka. "Iya." Anna menjawab dengan nada yang patuh. "Kita duduk di sofa dan untuk membahas tentang semua permintaan kamu," kata Aldrich yang sudah berdiri dari kursi meja makan. Anna pun segera mengikuti kemana Aldrich berjalan. Karena memang mereka harus berbicara sekarang. Anna juga sudah tidak memiliki banyak waktu lagi karena sekarang ibunya sedang dalam keadaan yang sangat kritis. "Kamu mau aku melakukan tindakan operasi kan untuk ibumu? Aku akan melakukannya tapi aku harus mengecek dulu kondisi ibu kamu. Karena operasi jantung bukanlah operasi yang mudah jadi butuh persiapan yang matang. Untuk yang pertama ibu kamu akan aku pindahan ke rumah sakit milikku agar aku bisa lebih mudah memantau kondisi ibu kamu selagi kita melihat hasil dari kondisi ibu kamu," kata Aldrich tajam menatap Anna. Senyum Anna langsung terlihat ketika Aldrich mengatakan akan mengoperasi sang ibu. Bahkan ia akan memindahkan sang ibu ke rumah sakit miliknya. Tentu saja Anna sebagai anak sangat senang. "Al, makasi banyak buat apa yang kamu lakukan buat aku dan ibu. Aku janji akan melakukan apapun untuk membalas semua kebaikan kamu. Termasuk permintaan kamu tadi ketika menginginkan tubuhku. Aku akan memberikannya," kata Anna dengan suara yang mulai bergetar. "Memang aku tadi bilang menginginkan tubuh kamu. Tapi aku mau kamu menyerahkan tubuh kamu setelah kita menikah nanti. Aku mau kamu menjadi istri Aldrich Troy Willson." Aldrich menatap wajah Anna dengan penuh keseriusan dan tatapan tajamnya. Anna kaget ketika Aldrich mengatakan bahwa ia menginginkan tubuhnya nanti setelah mereka menikah. Karena Aldrich menginginkan Anna untuk menjadi istrinya. Mungkin kalau wanita lain mendengar bahwa seorang Aldrich Troy Willson melamar dirinya akan dengan lantang menjawab iya. Tapi disini Anna berpikiran lain. Mana mungkin dirinya bisa bersanding dengan Aldrich. Ia memiliki mas lalu yang kelam yang ia yakini bahwa laki-laki yang mendengarnya akan memandang jijik padanya. Apalagi Anna merasa tidak pantas untuk bersama Aldrich. Begitu banyak masalah yang akan mereka hadapi nantinya. Seperti masa-masa SMA mereka yang sangat pahit. Dan Anna tak ingin merasakannya lagi. "Aku akan menyerahkan tubuhku tapi tidak dengan menikah dengan kamu. Kamu boleh menikmatinya sepuasnya tapi aku gak mau menjadi istri kamu," kata Anna dengan suara bergetar. Rahang Aldrich mengeras ketika mendengar Anna berkata seperti itu. Entah apa yang ada dipikiran Anna sehingga bisa mengatakan hal seperti itu. "Why Hanna Safitri?" tanya Aldrich dengan tatapan tajamnya. "I'm not good for you. Jadi biarkan saja seperti ini. Aku akan tetap memberikan tubuhku tapi tanpa pernikahan," kata Anna yang menunduk tak berani menatap Aldrich. "Bullshit...." Seorang Aldrich yang jarang mengumpat untuk kali ini mengumpat. Ia benar-benar marah dengan perkataan Anna barusan. "Kamu memang bukan Anna yang aku kenal. Kamu sudah berubah. Ok kalau kamu gak setuju berarti operasinya juga batal. Jadi kamu bisa pergi dari sini," kata Aldrich marah. "Gak Al. Aku mohon bantu ibu aku buat sembuh. Aku gak mau melihat ibu aku pergi. Karena aku gak punya siapa-siapa lagi jika ibu meninggal. Please Al selamatin ibu aku," kata Anna memohon dengan air mata yang mengalir deras. "Why you dont want Marry with me?" tanya Aldrich dengan rahang yang mengetat menahan amarah. "Karena aku wanita kotor Al. Aku wanita yang menjijikan. Dan aku juga wanita yang tidak pantas dijadikan istri siapun," teriak Anna emosi. Aldrich langsung memeluk Anna yang sudah menangis dengan kerasnya karena seakan-akan mengeluarkan seluruh rasa sakit yang ia rasakan itu. Rasa sakit yang akan Aldrich hilangkan setelah ini. Dan itu janji Aldrich. Wah Anna benar-benar cewek langka cowok sesempurna Aldrich aja ditolak.... Ikutin next chapternya ya... Di jamin semakin seru dan tambah penasaran... Happy reading
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN