Devil man 11

1159 Kata
" Maksud kamu apa?" tanya Anna yang masih tidak mengerti dengan kata-kata yang keluar dari mulut Aldrich. "Aku akan membantu operasi ibu kamu tapi aku mau kamu serahkan tubuh kamu ke aku," kata Aldrich mengulang kata-kata yang baru saja ia ucapkan. Anna seperti tertampar ketika mendengar permintaan dari Aldrich. Apakah ia sehina itu harus memberikan tubuhnya ke Aldrich? Kenapa laki-laki yang masih ia cintai ini bisa meminta permintaan yang seperti itu. "Kalau kamu gak bisa melakukannya lebih baik kamu keluar saja. Aku masih banyak urusan dan tidak mau diganggu," kata Aldrich dengan ekspresi datarnya. Anna merasa dilema sekarang. Apakah ia benar-benar harus menyerahkan tubuhnya kepada Aldrich. Karena ini satu-satunya cara agar Aldrich mau membantunya. Tapi ia takut melakukannya. Ia tak tahu harus berkata apa sampai sering terlepon membuyarkan lamunannya. Ketika Anna mengambil hpnya nama Tari tertera disana. Dengan cepat Anna pun segera mengangkat telepon dari Tari. "Halo Tar. Ini gak apa-apa kan?" tanya Anna dengan suara yang bergetar. "Ann, barusan kondisi ibu kamu drop lagi. Dan dokter yogi lagi-lagi berpesan agar ibu kamu segera menjalankan operasi. Kamu udah ketemu sama Aldrich? Trus gimana hasilnya?" tanya Tari yang terdengar cemas di ujung telepon. "Aku sudah berusaha membujuknya. Jadi Tar malam ini kamu bisa gak jagain ibu. Mungkin aku baru pulang besok pagi. Karena Aldrich sedanng ada operasi jadi aku nunggu operasinya selesai," kata Anna berbohong. "Tapi kamu baik-baik aja kan Ann? Kalau ada apa-apa kamu cerita ya sama aku? Dan kamu tenang aja malam ini biar ibu aku yang jaga. Aku berdoa semoga kamu berhasil membujuk Aldrich," kata Tari menyemangati Anna. "Makasi ya Tar. Nanti aku telepon lagi ya. Tolong jaga ibu buat aku," kata Anna yang akhirnya mengakhiri teleponnya. Aldrich yang sedang membaca beberapa file tentang pasiennya sebenarnya terus memperhatikan Anna yang sedang menelpon seseorang. Dan dari yang ia dengar kondisi ibunya sedang tidak bagus. Sebenarnya Aldrich pasti akan mengoperasi ibunya Anna tanpa Anna harus meminta seperti ini. Tapi Aldrich sengaja melakukan ini agar Anna kembali terikat padanya. Ia ingin menjadikan Anna miliknya waluapun dengan cara yang licik. Anna yang baru selesai menelpon dari Tari sudah memantapkan hatinya. Ketika ia datang kesini ia berjanji akan melakukan apapun agar Aldrich mau mengoperasi sang ibu. Walaupun dalam kenyataannya ia harus mengorbankan dirinya dan juga harga dirinya. Dan ia lakukan semua ini demi ibunya. "Aku akan terima permintaan kamu. Tapi aku mau kamu segera mengoperasi ibu aku. Karena kondisinya semakin memburuk," kata Anna dengan wajah tanpa ekspresi. Aldrich sedikit tersenyum mendengar keputusan yang Anna ambil. Annanya yang dulu tak pernah berubah hingga saat ini. Anna adalah sosok gadis luar biasa yang tahan banting dengan semua cercaan dan hinaan selama ia sekolah dulu. Bahkan ia tak pernah membalas semua perlakuan kasar dari teman sekelasnya dulu. Bahkan ketika itu Aldrich sempat menanyakan sebab kenapa Anna tidak membalas perbuatan mereka. Dan jawaban dari Anna benar-benar membuat Aldrich jatuh cinta pada gadis luar biasa yang sekarang menatapnya. Jawaban yang sampai detik ini Aldrich ingat. Kenapa kita harus membalas perbuatan jahat orang ke kita dengan kejahatan juga. Karena cara yang paling mengerikan jika ingin membalas mereka dengan menunjukkan prestasi yang kita miliki. Dan tetap jadi diri sendiri walaupun banyak orang menganggap diri kita aneh. Dan kata-kata itu benar-benar dibuktikan oleh Anna. Selama beberapa bulan ia bersekolah di sekolahnya, Anna sudah memberikan banyak prestasi dan piala atas segala lomba yang ia ikutin. Dan itu membuat orang yang terus menghinanya tak percaya. Karena gadis yang sering mereka hina ternyata lebih baik dari mereka. Bahkan nama gadis itu lebih bersinar daripada nama mereka sendiri. Dan untuk pertama kalinya Aldrich bertemu wanita paling menyeramkan dan luar biasa di dunia ini. Dan wanita itu adalah Hanna Safitri. "Good. Kamu memilih pilihan yang tepat. Kalau begitu kamu tunggu sebentar aku harus selesaikan laporan ini. Dan setelah itu kita pergi ke apartemen aku," kata Aldrich tanpa ekspresi. Anna pun mengangguk dan ia pun menunggu Aldrich menyelesaikan pekerjaannya. Selama menunggu pikiran Anna entah terbang kemana. Karena ia tak bisa berpikir apa-apa lagi. Apakah setelah malam ini hidupnya akan semakin buruk lagi? Anna sendiri pun tak tahu. Ia hanya mengikuti alur yang telah Tuhan gariskan padanya. Untuk saat ini yang ada di pikirannya adalah kesembuhan sang ibu. Dan salah satu jalan menuju kesembuhan itu adalah Aldrich. Hanya Aldrich yang bisa menyelamatkan ibunya saat ini. "Ayo kita ke apartemen aku,"perintah Aldrich yang baru saja menyelesaikan laporannya. "Iya," jawab Anna dengan sangat gugup. Aldrich pun segera keluar dari ruangannya menuju mobil miliknya. Dan membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai di apartemen milik Aldrich. Dari tadi Aldrich tahu jika Anna sedang gugup. Tapi Aldrich sudah tidak bisa mundur lagi saat ini. Setelah ini Anna akan terus menjadi miliknya. Dan Aldrich akan pastikan itu. Ketika masuk apartemen Aldrich yang bisa dibilang penthouse itu Anna telrihat kagum. Interiornya benar-benar mencerminkan kepribadian sang pemilik. Dengan nuansa hitam dan aksen kayu benar-benar terlihat sangat maskulin seperti pemiliknya. "Kalau kamu mau minum ambil langsung di kulkas. Aku mau mandi dan ganti baju. Dan kalau mau ke kamar mandi kamu bisa pakai kamar mandi di kamar tamu itu," kata Aldrich yang sudah masuk ke kamarnya. Anna memilih untuk duduk di ruang tamu di apartemen yang lebih enak dibilang penthouse. Rasa gugup mulai menghinggapi Anna. Dan tiba-tiba saja peristiwa pemerkosaan itu kembali berputar dikepalanya yang membuat tubuhnya mulai bergetar dan tiba-tiba saja perutnya terasa mual. Dan ia pun ingin memuntahkan semua isi perutnya. Anna pun berlari menuju ke kamar mandi di kamar tidur tamu yang Aldrich tunjukkan padanya. Dan sampai disana Anna hanya terduduk di samping kloset dan muntahkan isi perutnya yang hanya berisi cairan. Jika orang-orang melihat ini mereka pasti mengira jika Anna sedang hamil tapi nyatanya tidak. Sebenarnya ini adalah salah satu efek dari peristiwa percobaan pemerkosaan yang di alami Anna 10 tahun yang lalu. Di masa-masa awal Anna bahkan selalu mimpi buruk hingga 6 bulan lamanya setiap harinya. Setelah itu ia juga sering muntah-muntah jika ingatan itu kembali teringat olehnya. Dan itu berlangsung hingga ia dewasa. Baru 2 tahun terakhir rasa muntah-muntah itu hilang. Dan yang paling membahayakan ketika Anna benci jika ada laki-laki yang menyentuhnya. Walaupun itu hanya teman ataupun guru di sekolahnya. Dan untuk mengatasi itu lebih dari 5 tahun lamanya hingga Anna bisa normal seperti ini. Aldrich baru saja selesai mandi. Hanya memakai tshirt putih polos dan celana panjang piayamanya. Serta rambutnya yang basah ia biarkan saja dan tak berniat untuk menyisirnya. Tak lupa kacamata yang selalu ia pakai kalau ia malas pakai kontak lens. Aldrich pun keluar untuk menemui Anna diluar. Ketika ia sampai di luar ia tak melihat keberadaan Anna. Ia pun segera mencari dimana Anna sekarang hingga ia melihat pintu kamar tamu terbuka. Aldrich pun berjalan masuk dan ketika masuk ia menemukan Anna sudah duduk di samping kloset dengan wajah yang pucat pasi. Dengan cepat Aldrich langsung menggendong tubuh Anna yang panas karena demam. Ia pun segera memindahkan Anna ke ranjangnya dan tak lupa ia memeriksa keadaan Anna. 1 jam lamanya Aldrich berusaha untuk menurunkan demamnya Anna. Aldrich pun menyuntikan beberapa obat pada Anna biar kondisinya membaik. "Anna What happened to you?" kata Aldrich yang sudah menggenggan tangan Anna. Wah mr.devil Aldrich mulai merasa khawatir. Gimana reaksi Anna nanti ya. See you next chapter Happy reading
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN