Sebuah bayangan berkelebat. Itu adalah wajah melankolis milik Lyra. Namun kini wajah itu tidak lagi menyeramkan. Wajah itu tampak jauh lebih damai, tatkala bibirnya menyunggingkan seulas senyum kepada mereka. Senyum tipis, yang seolah ingin menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga karena telah dibantu untuk mengeluarkan diri dari keterikatan yang menghalanginya menuju tempat yang lebih baik. Tak berapa lama kemudian, bayangannya perlahan pupus, tertelan kabut tipis yang melingkupinya beberapa saat. Saat itu lah, mata Zizi terpejam. Lantas, seraut wajah lain berkelebat. Wajah seorang laki-laki desa berwajah lugu. Iwan Gumilang. Iwan juga tersenyum dan melambaikan tangan pada mereka. Azka menarik napas