Setelah mengobrol cukup lama bersama dengan Abima, akhirnya Galih tertidur lebih dulu dengan bersandar pada kursi yang dia duduki. Sepertinya laki-laki itu sudah lelah mengoceh sedari tadi dengan mempertanyakan setiap tempat yang dia lihat atau tak sengaja mereka lewati kepada Abima.
Galih itu memang tipe orang yang selalu ingin tahu, keingintahuannya besar terhadap sesuatu yang belum pernah dia temukan sebelumnya. Sehingga perjalanan ini membuatnya sangat bersemangat untuk mencari tahu banyak hal yang tidak bisa dia temukan di Jakarta.
Pernah ada satu film yang sangat terkenal tak lama ini, tentang kisah anak SMA yang saling suka bernama Dilan. Galih menonton film itu ketika tayang dan dia tahu bahwa latar tempat pembuatan film itu ada di Bandung. Karena hal itu pula Galih sempat bertanya kepada Abima apakah rumah laki-laki dekat dengan rumah Milea, karena jika dekat Galih ingin mampir untuk melihat-lihat.
Memang ada saja tingkahnya yang membuat Abima geleng-geleng kepala, sahabatnya yang satu ini memang terkadang sulit sekali ditebak jalan pikirannya hingga Abima sendiri dibuat heran karenanya.
Tapi, Abima tetap saja menyahuti setiap perkataan ataupun pertanyaan yang Galih berikan kepadanya. Abima bilang bahwa lingkungan tempat syuting untuk rumah Milea dengan rumahnya itu berbeda daerah, rumah Abima sangat jauh dari sana jadi sepertinya mereka berdua tidak bisa datang ke sana karena waktu yang kurang mendukung.
Lagipula apakah tujuan utama Galih memutuskan untuk mengikuti Abima ke Bandung adalah karena dia ingin melihat rumah Milea? Jika memang benar seperti itu sungguh aneh sekali sahabat Abima ini.
Melihat Galih yang tertidur di sampingnya membuat Abima jadi kebingungan harus melakukan apa. Dia belum merasa mengantuk sampai ingin tidur sekarang, tapi tidak ada orang lain yang bisa dia ajak bicara sekarang. Sehingga pada akhirnya yang Abima lakukan adalah mengambil ponselnya di dalam ransel yang dia bawa, kemudian menghidupkannya karena sebelumnya memang sengaja Abima matikan untuk menghemat baterainya.
Begitu ponsel berhasil dihidupkan, seluruh notif pesan dalam w******p Abima datang begitu saja silih berganti. Untung saja Abima sudah mengubah pengaturan ponselnya menjadi mode getar sehingga tidak ada bunyi berisik yang dapat mengganggu sekarang.
Abima menunggu hingga semua pesan telah masuk sebelum akhirnya baru mengeceknya satu per satu. Dimulai dari pesan paling bawah dari Ibu Ana yang bertanya sudah sampai di manakah dirinya sekarang, Abima langsung menjawab pesan itu dengan cepat. Ada juga pesan dari Kak Anjar dan beberapa grup kelas yang membahas tugas atau entah apa pun itu tapi Abima memilih untuk tidak membukanya.
Notif paling atas ada pesan dari grup asrama yang berisikan seluruh penghuni yang tinggal di sana, ada sebelas kontak di dalam grup tersebut tapi yang menarik perhatian Abima adalah notifnya yang juga tidak berhenti dan terus saja bertambah hingga sekarang. Dan Abima tak kuasa untuk mendiamkannya, akhirnya karena rasa penasaran Abima pun masuk ke dalam obrolan tersebut.
Kak Rea : Sumpah deh, tadi waktu gue tawarin bantuan itu anak langsung nolak dan langsung nutup pintu gitu aja. Ninggalin gue yang masih matung di depan kamarnya.
Bella : Duh, gue jadi penasaran deh pingin cepet-cepet pulang ke asrama.
Kak Anjar : Terus-terus apalagi? Ayo, dong, ceritain semuanya tentang tuh cewek, lo mah ceritanya setengah-setengah, dasar Oreo kebiasaan banget bikin orang penasaran!
Kak Rea : Bagian mana yang belum gue ceritain, Kak?! GUE UDAH CERITAIN SEMUANYA TADI DI ATAS!
Kak Anjar : Ya, jelasin dia darimana, terus dia sekolah atau kerja sekarang, kenapa juga dia nyewa kamar cuma tiga bulan doang kan itu hitungannya cuma sebentar.
Kak Rea : KAKAK ANJAR YANG TERHORMAT kan gue udah bilang kalo gue belum ada ngobrol sama itu penghuni baru. Jangankan ngobrol banyak, gue mau bantuin buat beresin barangnya aja nggak dibolehin sama dia. JADI GIMANA GUE BISA TANYAIN SEMUA PERTANYAAN LO ITU?!
Kak Tara : Lo berdua kalo mau ribut mending gue saranin di personal chat ada deh. Kasian ini anak-anak muda di grup ini malah lihat pertengkaran suami istri setiap hari.
Kak Anjar : Diem.
Kak Rea : Diem!
Ilham : Wkwkwk kenapa ini orang dua kocak banget sih.
Bintang : Gue bilang juga apa, mereka berdua tuh sebenernya jodoh.
Randu : Berisik banget lo semua ya tuhan GUE LAGI BELAJAR.
Abima tidak bisa berhenti untuk tertawa ketika melihat setiap bubble chat yang masuk ke dalam grup tersebut. Pertengkaran antara Anjar dan Rea adalah suatu hal yang paling sering terjadi dan entah mengapa akan selalu terlihat lucu bagi Abima.
Kedua kakaknya itu pintar sekali membangun suasana jadi terlihat menarik dengan pertengkaran mereka yang tidak ada habisnya.
Padahal Abima tadinya hanya ingin menyimak saja, dan sepertinya dia baru daja tertinggal satu informasi penting ya. Jika harus menyimpulkan dari seluruh pesan yang ada di dalam grup tersebut, Abima hanya bisa menyimpulkan bahwa sepertinya ada penghuni baru di dalam asrama Kartapati dan tinggal di dalam asrama putri, karena sedari tadi Kak Rea yang terlihat bicara paling banyak jadi besar kemungkinan bahwa Kak Rea yang sudah bertemu dengan si penghuni baru tersebut.
Abima tidak ingin muncul ke grup sedari awal, dia memang hanya membaca saja tapi sepertinya kehadirannya telah diketahui sehingga namanya tiba-tiba saja terpanggil di dalam grup tersebut.
Kak Anjar : Gue liat-liat ini sih Abima nyimak dari tadi. Bim, woy, lo belum bales pesan gue! Gimana perjalanannya?
Kak Cya : Abima ke mana memangnya?
Abima : Gue pulang ke Bandung, Kak Cya, hehehe.
Akhirnya Abima muncul juga setelah sebelumnya memutuskan hanya menjadi pembaca saja. Lagipula tak enak juga karena Kak Anjar sudah menyebut namanya, tidak mungkin jika harus Abima diamkan saja bukan? Dia memang harus muncul di sana.
Rashi : Loh, baru tau gue Abima balik ke Bandung.
Bintang : JANGAN LUPA OLEH-OLEH DONG BIM!
Dika : Heh, malah minta oleh-oleh, dia balik karena mau nengokin orangtuanya tuh.
Bella : Wah, gitu. Abima titip salam buat orangtuanya, ya!
Ilham : Gue juga.
Rashi : Me too.
Kak Anjar : Gue jangan lupa.
Kak Cya : Gue juga boleh dong mau titip salam.
Randu : (2)
Bintang : (3)
Kak Tara : Gue juga jangan lupa, Bim.
Kak Rea : ABIMA TITIPIN SALAM GUE JUGA BUAT AYAH SAMA IBU LO YA.
Abima tersenyum membaca seluruh pesan dari para penghuni tersebut. Hatinya menghangat begitu saja ketika mereka semua meminta untuk disalamkan kepada kedua orangtuanya nanti, tentu saja Abima akan melakukan hal itu jika mereka meminta. Abima akan memberikan salam kepada kedua orangtuanya atas seluruh nama penghuni yang ada di dalam asrama kartapati agar kedua orangtuanya tahu bahwa selama ini Abima tinggal dengan orang-orang yang sangat baik kepadanya.
Abima mengetikkan sebaris pesan dengan cepat untuk jawaban kepada mereka semua.
Abima : Iya, besok bakalan gue sampein semua salamnya. Makasih semuanya!
Abima : Ngomong-ngomong ada penghuni baru di asrama putri? Siapa tuh?
Kak Rea : Itu, Bim. Namanya Kanala Kinanti dan biasa dipanggil Kinan. Anaknya canggung banget, gue tawarin buat bantu beres-beres tapi dia malah nolak dengan cepat dan bilang engggak abis itu ninggalin gue. Padahal kan gue masih mau tanya banyak hal tentang dia.
Abima : Masih penghuni baru, Kak. Wajar aja nggak sih kalo dia masih canggung? Butuh waktu buat penyesuaian kali.
Abima : Gue pamit ngilang, ya. Ini jaringannya udah mulai susah karena keretanya udah masuk ke daerah pedesaan.
Dengan begitu saja akhirnya Abima benar-benar pamit pergi dari grup obrolan tersebut. Dia menutup ponselnya sebelum mematikan jaringan menjadi mode pesawat lebih dulu untuk kembali menghemat baterainya.
Abima menengok ke samping dan ternyata Galih masih terlelap dengan nyaman di sebelahnya tanpa ada pergerakan sedikitpun. Abima juga tidak memiliki niat untuk membangunkannya sih, dia pada akhirnya membiarkan Galih terlelap selama yang dia mau.
“Kanala Kinanti, ya.”
Abima tiba-tiba saja terpikirkan dengan nama penghuni baru di asramanya. Nama depan gadis itu hampir sama seperti nama depannya juga yang berbunyi 'Kelana'. Abima jadi penasaran dengan sosok gadis yang para penghuni lain bicarakan itu. Abima tidak akan bisa bertemu dengannya karena harus pulang ke Bandung lebih dulu, mungkin mereka baru bisa bertemu besok atau mungkin lusa karena pasti besok Abima akan sampai pada malam hari.
Tapi tidak ada apa-apa, tidak ada perkenalan yang tertunda, Abima pasti akan langsung mengajak gadis itu berkenalan nanti ketika sudah sampai di asrama. Walaupun kata Kak Rea gadis itu cukup sulit didekati karena kecanggungannya. Nanti, biarkan Abima menilai sendiri dulu sebenarnya bagaimana gadis yang memiliki nama lengkap Kanala Kinanti tersebut.
Setelah sibuk berpikir dengan isi kepalanya, pada akhirnya Abima memilih untuk ikut tertidur sama seperti Galih karena sekarang sudah tidak ada hal apa pun lagi yang bisa dia lakukan. Untuk membunuh waktu dalam perjalanan yang dilewatinya sekarang, memang pilihan terbaik adalah tertidur.
Abima membereskan sebentar hasil makanan miliknya dan juga Galih tadi, mengembalikan kotak makan ke dalam ranselnya pun dengan ponsel miliknya yang tadi dia pakai. Setelahnya Abima mencoba mencari posisi terbaik baginya untuk bisa ikut tidur terlelap seperti apa yang Galih lakukan di sampingnya.
Semoga ketika membuka nanti mereka berdua sudah sampai atau lebih dekat dengan tujuan sehingga bisa langsung pulang dan beristirahat di rumah Abima nanti.