64. Ajakan Sarapan

1230 Kata
Seperti biasanya, di hari ini Kanala Kinanti kembali terbangun pukul lima pagi seperti hari-hari sebelumnya pun ketika dia juga sedang berada di rumah. Entahlah, bangun sepagi ini memang sudah menjadi kebiasaan saja untuknya padahal tidak ada hal penting yang harus dia lakukan di pagi ini. Tapi, khusus di hari ini Kinan memiliki alasan khusus mengapa dia masih bangun pagi—padahal semalam dirinya sudah berencana untuk tidak makan sendirian lagi di dapur pada pagi hari seperti ini. Jujur saja, tadi malam Kinan sudah membuat rencana untuk bangun lebih siang karena memang dia ingin menghindari untuk sarapan sendirian agar tak membuat orang lain jadi merasa kurang nyaman lagi dengan tindakannya, lebih tepatnya Kinan tidak mau menyakiti hati Alicya jika seandainya wanita itu kembali memergokinya makan sendirian di dapur. Namun lihatlah, gadis itu malah sudah terbangun sekarang. “Haus,” gumam Kinan dengan suara serak khas orang bangun tidur, diraihnya tumblr miliknya yang ada di meja kecil samping tempat tidurnya, namun sayang sekali bahwa botol itu ternyata kosong karena Kinan lupa mengisinya semalam. Akhirnya dengan langkah malas Kinan bangkit dari tempat tidurnya dan berniat mengecek ketersediaan air di dalam galon yang khusus ada di asrama putri. Tempat minum alternatif yang sengaja disiapkan oleh Pak Karta jika para penghuni terlalu malas pergi ke dapur dan mengambil minum di sana. Namun sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak kepada Kinan saat ini, sebab ketika dirinya turun ke lantai bawah untuk mengambil air di sana, galon tersebut justru sedang dalam keadaan kosong sama persis seperti isi botol minumnya saat ini. Jadi, tidak ada pilihan lain selain mengambilnya ke dapur utama. Alih-alih langsung pergi ke dapur untuk menuntaskan rasa hausnya, Kinan justru merebahkan dirinya di sofa ruang tamu dan kembali memejamkan matanya selama beberapa saat. Kedua kantung matanya masih memaksa gadis itu untuk tetap terpejam karena rasa kantuk yang juga belum hingga hingga saat ini. Salahnya karena semalam tidur terlambat karena terlalu banyak berpikir hingga sekarang Kinan merasa sangat mengantuk karena memang tidak terbiasa tidur di atas jam dua belas malam. Kinan ini memang anak rumahan sekali orangnya, jam tidurnya sangat teratur begitupula dengan pola makannya, hidupnya berjalan dengan sangat baik dan juga seimbang maka dari itu si gadis terlihat sangat sehat dan tidak pernah masuk rumah sakit sekalipun. Selama memejamkan matanya, gadis itu tidak benar-benar tertidur, dia hanya ingin membiasakan kedua matanya dulu untuk terpejam selama beberapa saat hingga rasa kantuknya berkurang baru setelah itu dia akan benar-benar bangun dari sana. “Ini hari selasa, berarti aku sudah harus mulai berlatih seperti biasanya,” gumam Kinan untuk kesekian kalinya dengan suara yang sangat pelan untuk mengingatkan dirinya sendiri. Padahal kalimat itu bisa saja dia katakan di dalam hati, tapi Kinan sengaja berbicara agar suaranya bisa keluar dengan normal dan tidak terdengar serak lagi. Ngomong-ngomong soal hari selasa, Kinan sebetulnya memiliki jadwal khusus untuk berlatih dengan pelatih asli yang dipilihkan oleh Mamanya tiap kali dirinya akan mengikuti lomba di luar kota. Ibu Sera namanya, dia pelatih piano Kinan yang selalu akan Kinan datangi tiap kali dia mengikuti lomba di luar Bandung. Latihan seperti ini memang sudah menjadi kebiasaan bagi Kinan, sebetulnya tanpa menyewa seorang pelatih pun Kinan sudah bisa tahu bahwa permainannya sudah cukup bagus, hanya saja gadis itu seringkali kurang puas dengan hasilnya dan akan lebih puas jika ada orang lain yang melihat perkembangan latihannya dan mengkritik jika memang ada yang salah secara jelas. Kinan butuh sosok seperti itu tiap kali dia akan mengikuti lomba agar dirinya tahu bagian mana saja yang perlu dibenahi sebelum lomba akan berlangsung, maka dengan begitu Kinan bisa tampil membawakan lagunya dengan lebih percaya diri karena sudah yakin bahwa semua latihannya sudah lebih dari cukup. Seseorang yang selalu membantu Kinan itu Ibu Sera, memang beliau yang tiap kali berada di belakang layar sebagai seorang tutor ataupun pelatih yang selalu mengecek permainan Kinan tiap tiga bulan sebelum lomba dimulai. Kinan bersyukur memilikinya, karena Ibu Sera selalu jujur tiap kali memberikan saran dan juga masukan untuk Kinan, dia akan berkata bagus jika memang bagus namun jika ada yang salah maka wanita itu akan langsung bicara tanpa ada yang harus ditutup-tutupi. Jadwal latihan Kinan bersama pelatih pribadinya itu terjadi pada setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu pada pukul sepuluh pagi hingga tiga sore. Tidak terlalu lama dan tidak juga terlalu sebentar untuk seorang pianis, namun pada jam itu Kinan sudah merasa puas dengan hasil latihannya yang pasti akan meningkat setiap harinya berkat Ibu Sera. Jadi, karena hari ini hari selasa, Kinan akhirnya bisa mulai latihannya lagi bareng wanita itu dan nggak sabar menunggu pukul sepuluh tiba agar dia bisa berangkat ke tempat latihannya yang biasa. Kinan sudah hapal jalan menuju ke sana, lagipula ada aplikasi online yang bisa dia pergunakan jika seandainya tersasar, cukup masukan alamat saja maka Kinan bisa langsung sampai ke sana tanpa panik. Kinan benar-benar tidak sabar karena setelah sekian lama dia tidak mengikuti lomba akhirnya gadis itu bisa bertemu lagi dengan guru favoritenya. Lomba terakhir Kinan itu sekitar tujuh bulan yang lalu, memang cukup lama namun Kinan tidak pernah hiatus lama untuk permainan pianonya. Walaupun tidak ada lomba yang gadis itu ikuti, tapi dia akan tetap bermain piano setiap harinya agar jari-jemarinya tidak terasa kaku jika harus ditaruh pada tuts piano lagi. Sebagai seorang pianis, Kinan memang tidak pernah diperkenankan untuk hiatus lama karena itu dapat mengganggu keterampilan permainannya. Jika Kinan serius dalam bidang ini, maka dia juga harus serius dalam semua latihan yang harus dirinya jalani. Karena bagi seorang Kanala Kinanti, konsisten adalah kunci utama bagi seseorang untuk mencapai sebuah kesuksesan yang besar. Sekitar lima menit Kinan memejamkan matanya di sofa ruang tamu, akhirnya kedua mata gadis itu kini bisa terbuka dengan sempurna. Kinan merengganggkan tubuhnya sebentar karena tubuhnya terasa amat begitu pegal padahal baru lima menit dia berbaring di sana, kasur memang tempat paling nyaman untuk beristirahat, pikirnya. Ketika memastikan bahwa dirinya sudah sepenuhnya bangun, Kinan akhirnya mampir sebentar ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar rasa kantuk itu tidak kembali. Setelah selesai dengan kegiatan kecil itu akhirnya Kinan benar-benar melangkahkan kakinya untuk dia bawa menuju dapur, sebab rasa haus ini memaksanya untuk segera minum dan Kinan tidak bisa menahan lagi, dia sudah benar-benar haus dan satu-satunya cara untuk menghilangkannya adalah dengan minum. Ada senandung melodi kecil yang keluar dari bibir Kinan ketika dia berjalan menuju dapur, kedua netranya sedang foku memandangi taman yang terlihat sangat asri pada pukul segini. Kinan menikmati embusan angin yang menerpa kulit wajahnya, terasa begitu menyegarkan hingga dia jadi ingin duduk di taman nantinya. Tapi, Kinan harus mengurungkan niat itu lebih dahulu karena menghilangkan rasa hausnya lebih penting untuk didahulukan saat ini. Ketika Kinan sudah sampai pada pintu dapur, dia baru sadar bahwa ada sosok lain di dalam sana, Kinan lupa bahwa kemarin dia bertemu dengan salah satu penghuni laki-laki ketika datang kemari pagi-pagi sekali. Sekarang dia justru kembali mengalami hal yang sama, rasanya seperti dejavu ketika Kinan berdiri di daun pintu dengan raut terkejut melihat ke arah dapur di mana Abima terlihat sama terkejutnya di balik wajan ketika melihat kehadirannya. Laki-laki itu sedang memasak lagi seperti kemarin. Kinan mendadak ragu, haruskah dia memutar balik dan kembali saja ke asrama putri atau tetap melanjutkan niatnya untuk mengambil minum sebelum akhirnya kembali ke asrama putri? Tapi sayangnya, sebelum salah satu dari kedua niat itu dia realisasikan, suara Abima lebih dulu menyapa indra pendengarannya, walaupun terdengar sedikit canggung tapi Abima sudah berusaha yang terbaik untuk mencoba pendekatan pertamanya. “Kinan, mau sarapan bareng gue nggak?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN